Beranda / JP Tokoh / MERESPON TULISAN “MEMBACA SERANGAN PSI KE PDIP”

MERESPON TULISAN “MEMBACA SERANGAN PSI KE PDIP”

Jejakprofil.com – Merespon Tulisan “Membaca Serangan PSI KE PDIP” Oleh: DR. H. AMSORI, SH, MH, SM, MM.
Hari ini beredar tulisan seorang penulis blog bernama Anton DH Nugrahanto di facebook nya. Tulisan penulis, yang sepertinya adalah seorang simpatisan PDIP itu, tampak sedang sangat kesal dan gundah dengan PSI. Akibatnya isi tulisannya penuh dengan frasa negatif tentang PSI dan menuding PSI, sebuah partai politik kecil dan baru berusia seumur jagung itu, seolah-olah menjadi ancaman dan musuh terbesar PDIP.
Menurut saya, tulisan Anton DH itu terkesan seperti _otak-atik gathuk_ semata dan mencoba memaksakan berbagai peristiwa seolah-olah saling berhubungan.
Anton DH menuduh PSI ingin menjadi King Maker dalam politik nasional. Asumsi gegabah inilah yang mendasari seluruh isi tulisan dia yang insinuatif, merendahkan PSI, dan terkesan hendak membenturkan sesama kekuatan poliltik nasionalis di Indonesia.

Berangkat dari asumsi gegabah itu, sang penulis menebar banyak frasa negatif untuk PSI mulai dari: *“Mengganggu PDIP”, “Mengipas-ngipasi Ahok”, “Menggunting dalam lipatan”, “Serangan membabi buta ke Megawati dan PDIP”, “Menusuk dari belakang”, “Mengunci Ganjar”, “Menenggelamkan PDIP”, “Menjelek-jelekkan PDIP”, dll.* Tidak ada argumen logis dan rasional dari frasa-frasa negatif itu selain menunjukkan betapa kayanya sang penulis dalam perbendaharaan kata-kata berkonotasi permusuhan.

Oleh penulis Anton DH, kritik dan langkah-langkah politik PSI semua dianggap salah dan “menyerang PDIP”. Ini aneh. Sebagai kekuatan politik yang sah PSI tentu berhak menyuarakan pandangannya serta mengambil sikap terhadap isu-isu dan masalah-masalah kebangsaan yang terjadi dalam masyarakat. Dan hal itu adalah juga salah satu tugas partai politik.

PSI juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan banyak pihak termasuk berbagai partai politik terutama yang memiliki kesamaan ide dan pandangan mengenai cara mencapai kemajuan bangsa. Jadi, tidaklah benar bahwa PSI hendak “menyerang PDIP” seperti kesimpulan sesat dari basis asumsi gegabah penulis Anton DH. Bagaimana mungkin PSI menyerang PDIP, sebuah partai yang haluan politik dan cita-citanya memiliki banyak kesamaan dengan PSI? Ini tidak masuk nalar politik.

Benar yang dikatakan penulis Anton bahwa, meski memiliki nama yang sama, PSI memang bukan jelmaan Syahrir. Juga bukan partai pragmatis seperti yang dia anggap. PSI dalam sejarahnya lahir karena terinspirasi jiwa dan semangat juang Bung Karno dan Jokowi.

Jokowi adalah inspirasi kelahiran PSI. Pertautan rasa antara Jokowi dan PSI bagaikan jantung dan tali nafas. Sekuat pertautan jiwa dengan raga. Sedekat jantung dan hatinya. Jokowi menghilangkan pesimisme dan membawa optimisme kepada banyak kalangan muda yang ada di PSI, bahwa kita bisa membawa Indonesia berdaulat secara poliltik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara budaya. Jokowi memberi harapan dan memenuhi harapan kaum muda Indonnesia.

Demikian pula PSI terinspirasi dari Bung Karno. Sekalian kami sampaikan kepada penulis Anton, logo bunga Mawar PSI terinsprasi dari Pidato Bung Karno. Dalam pidatonya 29 Juli 1959 di Semarang, Proklamator kita Bung Karno mengatakan, “Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya.” PSI hendak menjadi bunga mawar itu dan bertekad untuk menjalankan ajaran-ajaran Sukarno sebagai bapak bangsa.

Amsori (7-Mei-2023)

Share:

Lihat Juga

Koarmada RI Laksanakan Olahraga Besama Sambut HUT Ke-77 Jalasenastri 2023

TNI Angkatan Laut, Koarmada RI, Jakarta 22 Agustus 2023 – Pengurus dan anggota Gabungan Jalasenastri …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *