
Jakarta, jejakprofil.com – Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mendatangkan duka yang paling mendalam bagi seluruh tanah air, ini adalah tragedi yang sangat tidak diduga-duga bagi seluruh korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Turut berdukacita bagi seluruh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182, semoga keluarga korban mendapatkan kekuatan dari Tuhan, ucap salah satu calon penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Pdt. Budiman Pakpahan.
Pdt. Budiman Pakpahan merupakan Ketua DPW Partai Indonesia Damai (PID) Kalimantan Barat, dan juga Pendeta Jemaat GPIBI Siloam Pontianak dimana dia dari Jakarta akan pulang ke Pontianak.
Saat dihubungi jejakprofil.com, Pdt. Budiman Pakpahan menceritakan kronologi menapa dia tidak jadi menggunakan pesawat Sriwijaya Air.
“Dua hari yang lalu, saya punya firasat buruk, saya merasakan tidak enak, mata saya kedut-kedut. Seharusnya sabtu pagi saya berangkat menuju Pontianak dengan menggunakan Air Asia. Tetapi karena regulasi penerbangan ke Pontianak itu pakai tes Swab, jadi kami mengurungkan niat untuk berangkat penerbangan pagi, karena hasil tes swabnya keluar sabtu sore,” papar Budiman.
Lanjut Budiman , “jadi saya tidak mau berspekulasi, jumat pagi saya reschedule tiket untuk hari senin. Namun Kamis malam saya bincang-bincang dengan istri untuk reschedule tiket Sabtu sore. Dan kebetulan istri liat pesawat Sriwijaya ini murah tiketnya, dan dia usulkan untuk naik itu. Jumat pagi saya berangkat ke bandara Soekarno Hatta untuk bertemu customer service Air Asia agar reschedule.”
Dengan berdoa dan dengan perasaan tidak enak, akhirnya saya memutuskan untuk memilih pewasat hari senin dengan tetap memakai pesawat Air Asia, dimana sebelumnya kamis malam istri saya mengusulkan naik Sriwijaya Air sabtu sore. Tetapi ketika dibandara dalam mempertimbangkan reschedulenya, saya merasakan sesuatu yang tidak enak, seperti ada tanda-tanda, akhirnya saya memutuskan untuk memilih pesawat Air Asia hari Senin pagi.
“Dan bukan secara kebetulan juga hasil tes swabnya keluar terlambat, karena pihak RS hasil tes swabnya keluar sabtu pagi. Jadi saya dianjurkan ambil pesawat siang, tapi saya tidak mau berspekulasi, dan ternyata hasil tes swabnya keluar jam 14.30 Wib. Nah saya pikir disini semua ada campur tangan Tuhan untuk mengingatkan saya untuk tidak bisa terbang sabtu sore dengan menggunakan pesawat sriwijaya Air. Saya bersyukur Tuhan masih pelihara dan dibalik itu saya juga bersedih karena ada teman-teman, anak-anak bangsa yang berduka, karena ada keluarga mereka yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Saya juga berdoa kepada seluruh petugas yang membantu pencarian korban Sriwijaya Air SJ 128, diberi kesehatan sehingga seluruh korban segera ditemukan,” Pungkasnya.
Penulis : Elly
Tuhan masih ingin bapak pendeta tetap melayani dengan tulus GBU
Aminn.. T’rimakasih