Jakarta, 12-02-2021 Imlek tahun 2021 ini berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dimana perayaannya tidak seramai biasanya karena adanya aturan yang di tetapkan pemerintah karena situasi pandemi covid-19 yang melanda dunia, dimana harus mengikuti Protokol Kesehatan.
Namun hal ini tidak mengurangi kehidmatan dan semangat dari Ummat Budha yang merayakan ibadah Imlek ditengah pandemi dengan khusu’ dan kesederhanaan. Pengusaha Sukses keturunan Tionghoa yang juga seorang Muallaf H.Jusuf Hamka, juga merupakan pembina dari Vihara Dharma Bakti yang merupakan Vihara tertua, terletak di daerah Petak 9 Glodok, Jakarta Barat, turut hadir di Vihara tersebut untuk mengunjungi dan melakukan pengawasan sebagai tanggung jawab sebagai seorang pembina,(12/02).
Dalam konfrensi Pers dengan awak media di lokasi Jusuf Hamka, menyampaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang turut membantu sehingga aturan prokes tetap bisa dijalankan dan ummat Budha bisa menjalankan ritual ibadah imlek dengan aman dan lancar.
Jusuf mengatakan bahwa, kehadirannya disini bukan untuk ikut melakukan ritual ibadah imlek, karena ia adalah seorang muslim, namun semata mata menjalankan tanggung jawabnya sebagai pembina, dimana memastikan semua berjalan dengan aman dan lancar. Dan juga bentuk kepedulian wujud toleransi antar sesama ummat beragama.
Di samping itu Jusuf menyampaikan bahwa, sebagai seorang muslim memaknai dan merayakan Imlek dengan caranya sendiri sebagai seorang muslim, dimana Imlek tahun ini jatuh pada hari Jum’at 12 Februari 2021.
Dan umat Islam akan menjalankan ibadah sholat Jum’at, momentum Jum’at yang penuh berkah serta bertepatan dengan tahun baru Imlek ini di wujudkan dengan bersedekah dalam bentuk membagi angpao bagi jamaah masjid dan warga sekitar yang turut hadir di Masjid Babah Alun di kawasan Cilandak Jakarta Selatan, usai Sholat Jum’at.
Masjid Babah Alun sendiri merupakan nama lain dari Jusuf Hamka dan merupakan masjid yang didirikannya beberapa tahun lalu dengan arsitek dan nuansa Tionghoa.
Ada sebuah pesan yang dipegang teguh oleh Jusuf dari mendiang sang ayah sambungnya, Buya Hamka. Buya meminta Jusuf untuk menyebarkan kebaikan Islam pada semuanya dan terutama teman-teman sesama keturunan Tionghoa, bahwa Islam adalah agama Rahmat bagi semuanya, tambahNya.
Jusuf memyampaikan bahwa kita harus bangun kesetiakawanan sosial, karena imbas dari pandemi ini mengakibatkan banyak saudara-saudara kita di PHK. Salah satu wujut dari kesetia kawannan adalah dengan kita membagi sebagian rezeki yang kita miliki. Semua itu wujud dari rasa simpati kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Terutama yang dekat dengan tempat tinggal kita, jelas Jusuf.
” Karena pandemi ini bukan saja menimpa Indonesia tetapi juga kepada seluruh dunia dan ini merupakan persoalan yang cukup serius. Oleh sebab harapan saya adalah kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Tentunya persatuan dan kesatuan tidak bisa kita hadapi dengan perut yang lapar. Oleh sebab itu menjadi tanggung jawab kita semua. Terutama masalah kelaparan yang terjadi di sekitar kita, untuk itu jangan kita biarkan pemerintah berjalan sendiri karena pemerintah tidak akan sanggup. Kita sebagai warga Indonesia harus saling bantu membantu, “tuturnya.
Pesan saya untuk teman-teman yang merayakan, jaga kebersamaan dengan warga sekitar, Insya’Allah kita bisa lewati ini semua, dan bergandengan tangan dengan pemerintah maka kita akan jadi bangsa yang hebat dan kuat.
Lebih lanjut Jusuf menambahkan bahwa NKRI adalah harga mati, dan untuk membentuk persatuan dan kesatuan adalah kita harus peduli sosial peduli kepada saudara-saudara kita yang kena pandemi Covit-19 ini, dimana banyak yang di PHK serta ratusan ribu yang terkena Covid-19.
” Hidup sederhana sehat, tetapi jangan pelit kepada tetangga, terutama rasa kepedulian kepada kaum dhuafa dan fakir miskin, jadi kita harus bersatu pegang Teguh persatuan. Sebab di mana kita sudah menyatakan bahwa kita warga negara Indonesia. Dalam filosofi nya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, ungkap akhir Jusuf Hamka. (Slamet)