Beranda / Ekonomi / Pendampingan Pengrajin Tempe Daun Waru Kampung Buaran Sepatan Timur untuk Peningkatan Ekonomi Dan Tercapainya Proses Produksi Bersih

Pendampingan Pengrajin Tempe Daun Waru Kampung Buaran Sepatan Timur untuk Peningkatan Ekonomi Dan Tercapainya Proses Produksi Bersih

Share:

Tangerang – Pendampingan Pengrajin Tempe Daun Waru Kampung Buaran Sepatan Timur untuk Peningkatan Ekonomi Dan Tercapainya Proses Produksi Bersih Oleh Ir. Linda Aliffia Yoshi, ST, MT, IPP; Dra. Ir. Setiarti Soektjo M.Sc; Prof. Dr. Ir. Joelianingsih, MT, IP; Dr. Ir. Rer. Nat. Abu Amar, IPM.
Pendampingan peningkatan ekonomi dan tercapainya proses produksi bersih di Kampung Buaran, Sepatan Timur yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Kimia dan Teknologi Industri Pertanian adalah dengan pendampingan lanjutan pembuatan nata de soya. Kegiatan ini didanai dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui skema kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Berbasis Masyarakat tahun 2023.
Tema kegiatan berdasarkan permasalahan mitra yang ditemui saat pendampingan kegiatan sebelumnya yaitu pendampingan Penerapan Good Manufacturing Practice (SMP) pada Industri Tempe, dimana kegiataan ini didanai oleh Bank Indonesia dan Kemdibudristek tahun 2022. Bahwasanya saat kegiatan berlangsung telah ditemukan diversifikasi produk tempe berupa keripik tempe dan dihasilkan diversifikasi produk lain yaitu nata de soya. Kedua produk ini dapat dikembangkan demi membantu meningkatkan kondisi perekonomian kelompok pengrajin tempe tersebut yang tingkat pereknomian masih menengah kebawah.
Kegiatan berupa pendampingan pembuatan nata de soya dengan menganalisa gizi dan cara pengawetannya agar dapat dikomersialkan lebih luas dengan mendaftarkan ijin dagang dan halal. Selain itu juga agar mitra lebih terampil dan mandiri untuk memproduksi nata de soya. Bantuan yang diberikan berupa almari fermentasi nata de soya dan almari pendingin.

Berdasarkan analisa situasi, kelompok mitra masuk dalam kategori masyarakat non produktif (masyarakat umum) sehingga permasalahan prioritas sebagai kegiatan pendampingan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan dari mitra atau kelompok masyarakat tersebut. Meskipun jika ditilik secara umum mitra tersebut sudah mempunyai usaha yaitu pembuatan tempe tetapi tingkat pendapatan, kapasitas produksi yang masih rendah, dan belum adanya modal lebih untuk meningkatkan kapasitas produksi.

(Red/Slamet)

Lihat Juga

KKP Ajak GEF 6 Perluas Kerja Sama Ekonomi Biru

JAKARTA, (12/12) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengapresiasi kerja sama pengelolaan perikanan berkelanjutan yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *