Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) menjadi titik awal yang penting dalam perjalanan pendidikan anak-anak di madrasah. kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter, moral, dan semangat belajar mereka sejak dini.
Suasana hari pertama MATSAMA begitu hangat dan penuh antusiasme. Anak-anak datang dengan wajah ceria, didampingi orang tua yang berharap besar pada lembaga pendidikan ini. Sejak pagi, kegiatan dimulai dengan pembiasaan sholat dhuha bersama, diiringi dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh guru dan siswa. Dalam suasana hening dan khusyuk, anak-anak belajar bahwa setiap langkah mereka dalam menuntut ilmu harus diawali dengan penguatan spiritual, sebuah kebiasaan yang akan terus mereka lakukan selama menempuh pendidikan di madrasah.
Momen yang paling menyentuh dan penuh makna terjadi ketika para siswa diberi kesempatan untuk memegang balon udara. Balon-balon itu kemudian dilepaskan bersama-sama ke langit terbuka, sebagai sebuah simbol dari harapan dan impian yang melangit. Terlihat senyum polos anak-anak saat balon-balon itu terbang tinggi, seakan mereka tahu bahwa cita-cita itu tak akan selamanya hanya berada di awang-awang, tetapi bisa diraih jika mereka terus berusaha dan berdoa.
Tidak berhenti di sana, para guru mengenalkan diri dengan cara menyenangkan dan ramah, sehingga para siswa merasa diterima dan nyaman. Pengenalan ini membentuk kesan pertama yang positif, memperkuat rasa aman dan keterikatan siswa terhadap madrasah sebagai rumah kedua yang mendukung tumbuh kembang mereka. Seluruh kegiatan dirancang dalam semangat inklusif dan edukatif, jauh dari tekanan, dan penuh kasih sayang. Madrasah tidak lagi dipandang sebagai institusi kaku, tetapi sebagai ruang yang mendukung anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berilmu, berakhlak mulia, dan berani bermimpi besar. Semua kegiatan berlangsung dengan prinsip ramah anak, artinya setiap siswa dihargai keunikannya, didorong untuk aktif, dan difasilitasi agar tumbuh sesuai potensinya.
Salah satu wali murid yaitu bunda Namira yang merupakan murid kelas 1A mengatakan “Matsama tahun ini berjalan dengan sangat baik. Anak-anak terlihat senang mengikuti kegiatan, dan para guru juga ramah serta membimbing dengan baik. Semoga MI Sa’adatuddarain semakin baik dalam mendidik anak-anak, dan slogan ‘Madrasah Ramah Anak, Harapan Umat’ bisa benar-benar diterapkan secara nyata. Bahkan bisa menjadi contoh bagi sekolah dasar lainnya,” ujarnya.
Wali murid lainnya, yaitu Ibu Sumiyati yang merupakan orang tua dari Fathan murid kelas 1B juga mengatakan “Anak-anak terlihat bahagia pada saat pelaksanaan Matsama, komunikasi antara sekolah dan orang tua berlangsung lancar dan terasa hangat. Semoga kedepannya MI Sa’adatuddarain semakin disiplin dan menjadi lebih baik”.
MATSAMA bukan sekadar pengenalan lingkungan sekolah, tetapi merupakan fondasi awal bagi pembentukan karakter peserta didik. Melalui pendekatan spiritual, simbolis, dan edukatif yang menyentuh, MI Sa’adatuddarain berhasil menciptakan lingkungan belajar yang aman, inspiratif, dan membangun keterikatan emosional siswa terhadap madrasah.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh yang mendukung anak-anak menjadi pribadi berilmu, berakhlak, dan berani bermimpi dalam mewujudkan slogan Harapan Umat. Dengan semangat ramah anak dan cita-cita yang terus disemai, madrasah hadir sebagai lembaga yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menumbuhkan harapan. Karena dari madrasah yang ramah, cita-cita besar itu dimulai.