JAKARTA, (21/7) – Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan program summer course internasional bertajuk Ocean Scouts 2025: Exploring Aquatic Flora and Local Cultures in Seribu Islands, Indonesia. Salah satu rangkaian kegiatan utama berupa field trip dilaksanakan di Stasiun Pelatihan dan Pendidikan Kelautan dan Perikanan Pulau Kongsi (eduKongsi), Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Kegiatan ini diikuti 36 peserta dari dalam dan luar negeri, antara lain Malaysia, Thailand, Filipina, Pakistan, dan Maladewa belum lama ini. Selama kunjungan lapang di Pulau Kongsi, peserta mendapat pengalaman langsung dalam konservasi pesisir, antara lain pengenalan dan penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang, serta eksplorasi padang lamun di perairan sekitar pulau. Acara yang dihelat pada 7–18 Juli 2025 di dua lokasi: Kampus IPB Dramaga, Bogor dan Kepulauan Seribu, Jakarta ini dirancang sebagai ajang pembelajaran lintas budaya dan multidisipliner, dengan fokus pada ekologi perairan, keanekaragaman hayati, dan keberlanjutan sumber daya laut.
Pulau Kongsi sendiri merupakan lokasi pengembangan Smart Fisheries Village (SFV), program terobosan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) dalam mendukung implementasi kebijakan ekonomi biru. SFV dikembangkan oleh Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) sebagai unit pelaksana teknis KKP.
“SFV merupakan model pengembangan desa perikanan dari hulu ke hilir yang mengintegrasikan teknologi informasi, manajemen berkelanjutan, dan pengembangan SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Selain itu, SFV juga berperan sebagai inkubator bisnis untuk mendorong tumbuhnya startup di bidang kelautan dan perikanan,” kata Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (21/7).
Kepala BRPL, Luthfi Assadad, menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga keterampilan praktis dalam konservasi lingkungan pesisir.
Antusiasme peserta terlihat dari berbagai kesan yang disampaikan. Ng Wei Lun dari Malaysia mengungkapkan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya melihat dan menyentuh rumput laut di habitat aslinya. Sementara Muhammad Saif dari Pakistan merasa takjub dengan keindahan alam dan kegiatan lapangan yang bermakna, dan berharap dapat kembali lagi ke Pulau Kongsi di masa mendatang.
Roni Nugraha, Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB dan dosen pendamping Ocean Scouts 2025, menyampaikan apresiasi atas dukungan KKP. Ia berharap eduKongsi dapat terus menjadi pusat pembelajaran konservasi sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
Kolaborasi ini mendukung kebijakan ekonomi biru yang dikedepankan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, khususnya dalam perluasan kawasan konservasi, serta pengelolaan dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Menteri Trenggono secara konsisten menegaskan pentingnya menjaga kelestarian laut dengan prinsip “ekologi sebagai panglima”, agar keberlanjutan sumber daya dapat terus diwariskan untuk kesejahteraan masyarakat kini dan generasi mendatang.
Humas BPPSDM KP