Beranda / Pendidikan / Inovasi Mahasiswa Teknik Elektro ITI Mengubah Paradigma Pertanian di Desa Sodong Tigaraksa

Inovasi Mahasiswa Teknik Elektro ITI Mengubah Paradigma Pertanian di Desa Sodong Tigaraksa

Share:

Tangerang – Dalam Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa), mahasiswa Program Studi Teknik Elektro dari Institut Teknologi Indonesia (ITI) menciptakan inovasi alat irigasi otomatis berbasis panel surya. Program ini, diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), melibatkan sekitar 600 perguruan tinggi di Indonesia.Dr. Ir. Tris Dewi Indraswati, S.T., M.T. dosen pembimbing dari Prodi Teknik Elektro ITI, menjelaskan bahwa PPK Ormawa adalah program penguatan kegiatan organisasi kemahasiswaan. Salah satunya adalah penerapan ilmu dan teknologi yang diperoleh di kampus untuk pemberdayaan masyarakat. Inovasi teknologi yang diterapkan kali ini, dinamai ” Otomatisasi Pertanian Menggunakan Irigasi Tetes dengan Smart Farming dan IoT Berbasis Panel Surya di Eduwisata Agribisnis Desa Emas Sodong,” yang memiliki fitur 3 mode operasi – otomatis, manual, dapat dimonitor dan dikendalikan menggunakan ponsel cerdas melalui platform IoT Blynk, serta menggunakan sumberdaya berbasis panel surya. Ini semua memberikan fleksibilitas kepada petani dalam mengelola pertaniannya.

Kerjasama dengan desa Sodong Tigaraksa memungkinkan penerapan teknologi Teknik Elektro untuk pertanian, membawa dampak positif bagi warga sekitar. *Dony Bambang P. SE. MM,* Kepala Desa Sodong Tigaraksa, menyampaikan apresiasinya terhadap usaha mahasiswa ITI yang berhasil meningkatkan efisiensi pertanian di desa tersebut.Alat inovatif ini,* mencakup lima tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) yang melibatkan aspek pangan, air bersih, energi bersih, mitigasi perubahan iklim, dan kemitraan. Abdullah Restu Wahyudi, ketua perancangan, menjelaskan bahwa ide ini awalnya diusulkan dalam lomba proposal PPK Ormawa yang bersifat nasional. Dari 2110 proposal dari 336 perguruan tinggi, tim Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HME) ITI berhasil lolos pada tahap pendanaan dan menjadi salah satu dari 608 proposal yang berhasil melewati seleksi ketat oleh Dirjen Belmawa Depdikbud.

Tim terdiri dari 15 mahasiswa ITI yang berdedikasi dalam perancangan, implementasi, instalasi, dan sosialisasi inovasi alat tersebut. Harapannya, inovasi ini dapat mendorong petani untuk mengadopsi pertanian modern dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Keunggulan alat ini terletak pada tiga mode operasional yang dapat dipilih oleh petani: Mode Manual (Pemilihan Waktu), Mode Blynk (Monitoring dan Kontrol melalui HP), serta Mode Otomatis yang telah disesuaikan.

(Slamet)

Lihat Juga

Kenalkan Teknologi Robotika untuk Siswa SMA/SMK/MA, Kampus ITI Gelar _”Robotic for High School” Bootcamp_ 2024

Tangerang — Institut Teknologi Indonesia (ITI), mengundang beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *