Jakarta, – Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyampaikan, pada awal bulan Januari 2023, Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) menduga sebagian dari 15 pekerja itu sebagai anggota TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN).
“Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas. Namun setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card,” kata Mathius di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Mathius mengatakan, setelah pihaknya mendapatkan informasi tersebut, Kapolres Nduga langsung melakukan koordinasi dengan Bupati Kenyam untuk mengeluarkan ke-15 pekerja itu dari Distrik Paro.
Ia juga menyebut, 15 pekerja di puskesmas itu tidak pernah disandera. Menurut dia, dalam proses evakuasi 15 pekerja puskesmas itu, ada juga peranan dari pendeta setempat.
“Karena kami tidak mau ada pembantaian. Lanjutan dari prakejadian, tanggal 4, 5, dan 6 kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini,” ujar dia.
Selanjutnya, Mathius mengatakan, pada tanggal 7 Februari 2023, masuk pesawat Susi Air yang membawa lima warga sipil asli Paro. Ia menyebut, pesawat sempat ditahan tidak boleh terbang.
“Itu akhirnya setelah turun pesawatnya ditahan, tidak boleh terbang, karena mereka juga mungkin kita evakuasi keluar,” ucap dia.
Pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023). Dalam pesawat itu, ada lima penumpang dan satu pilot.
Representative Susi Air Donal Fariz mengungkapkan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT. Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.
Donal mengatakan, pihaknya sedang memeriksa lebih lanjut apakah pesawat tersebut mengalami kendala teknis sehingga terbakar.
Namun, ia meyakini, pesawat yang dipiloti Philip Marthen (37) dan ditumpangi lima orang itu tidak terbakar. Sebab, menurut dia, pendaratan terjadi dengan baik.
“Tapi, itu agak jauh dari dugaan kebakaran dan hal-hal teknis yang muncul dari pesawat itu sendiri, karena posisi mendarat dengan baik.”
(Red)