SERANG, (6/11) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kenalkan konsep Ocean Institute of Indonesia (OII) kepada Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. OII merupakan transformasi pendidikan kelautan dan perikanan yang terus dikembangkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM).“Dari 20 satuan pendidikan tinggi dan menengah digabung menjadi one single institute dengan kampus utama di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta,” tutur Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta kepada para Anggota Komisi IV DPR RI pada kunjungan kerja spesifik DPR di Politeknik AUP Kampus Serang, Banten, Jumat (4/11).
Ia menyampaikan satuan-satuan pendidikan tersebut saat ini terdiri dari 10 Politeknik di Jakarta, Dumai, Karawang, Pangandaran, Sidoarjo, Jembrana, Kupang, Bitung, Bone, dan Sorong, 1 Akademi Komunitas di Wakatobi, dan 9 Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Aceh, Pariaman, Kotaagung, Tegal, Pontianak, Kupang, Bone, Ambon, dan Sorong.
Adapun Program Studi yang menjadi OII antara lain Teknologi Penangkapan Ikan, Permesinan, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Teknologi Akuakultur, Teknologi Pemanfaatan Sumber Daya Perairan, Penyuluhan Perikanan, Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Teknik Kelautan, Teknologi Perikanan Tangkap, Permesinan Kapal, Agribisnis, Teknologi Penanganan Patologi Perikanan, dan Mekanisasi Perikanan.
“Transformasi pendidikan juga dilakukan melalui Sister Program Studi 2023-2024, yaitu kerja sama Politeknik AUP dengan universitas luar negeri di Australia, Korea Selatan, Jepang, Cina, dan sebagainya,” lanjut Nyoman.
Selain itu, disampaikan pula kepada para Anggota DPR, transformasi juga dilakukan melalui Program Guru Besar Vokasi Kelautan dan Perikanan 2022-2025. Saat ini sudah terbit Surat Keputusan Guru Besar Politeknik AUP atas nama Prof. Azam Bachur Zaidy pada 19 September lalu.
Pada kunjungan kerja tersebut, rombongan Anggota DPR disambut oleh drum band taruna. Setelah mendapat penjelesan tentang OII dan profil Politeknik AUP, dilakukan peninjauan sarana prasarana, seperti hatchery, prototipe pembekuan udang, workshop permesinan, stand kewirausahaan taruna yang menampilkan produk-produk kelautan dan perikanan dari Politeknik AUP Kampus Jakarta, Serang, dan Bogor. Selain peninjauan sarana dan prasarana dilakukan juga penebaran naupli udang di hatchery dan benur udang vaname di Tambak Busmetik (Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik).
Para Anggota DPR tertarik dengan kegiatan dan produk-produk yang dihasilkan Politeknik AUP, seperti produk inovasi dan kewirausahaannya. Mereka berharap produk-produk tersebut dapat dikembangkan dan diperluas pemasarannya. Salah satu produk yang dihasilkan adalah hot tea (holy mangrove tea) sebagai hasil inkubasi bisnis yang dimulai tahun ini, dengan manfaat mengandung antioksidan, mencegah kanker, maag, diare, dan hepatitis, meredakan stress dan rematik, melancarkan pencernaan, meningkatkan vitalitas, antibakteri jahat, mencegah penuaan dini, mengurangi risiko penuakit jantung koroner, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Sementara tahun lalu kampus ini telah memulai inkubasi bisnis berupa inovasi produk LSA Bacteria sebagai campuran pakan udang, dengan manfaat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan protein, memperbaiki pencernaan, memperkuat imunitas, memproduksi asam laktat, gultamat, dan glukonat, mengoptimalkan proses penyederhanaan dan penyerapan nutrisi, meminimalisir akumulasi bahan organik, serta menekan rasio konversi pakan.
Selain itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin juga berharap unit pembuatan pakan yang telah dimiliki oleh kampus ini dapat dikembangkan untuk mendukung pakan mandiri guna meningkatkan kegiatan budidaya perikanan.
Agenda terakhir berupa acara seremonial di aula Politeknik AUP Kampus Serang. Pada kesempatan tersebut, selain menyampaikan transformasi pendidikan dan OII, Kepala BRSDM juga menyampaikan regenerasi anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan. Pihaknya memberikan kuota khusus 55% peserta didik bagi anak-anak tersebut, yaitu anak nelayan, pembudidaya, pengolah, dan pemasar ikan, serta petambak garam.
Selanjutnya, Anggota DPR Anggia Erma Rini menyampaikan tentang pentingnya investasi SDM pemuda, termasuk di sektor kelautan dan perikanan. Menurutnya jumlah pemuda mencapai 54% dari jumlah penduduk, sehingga perlu pengembangan SDM yang tepat. Pihaknya mangapresiasi upaya yang telah dilakukan BRSDM, termasuk di Politeknik AUP.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah meluncurkan OII pada pembukaan Rapat Kerja Teknis BRSDM, Agustus lalu, di Jakarta.
“Kunci utama keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi biru adalah SDM yang unggul. Saya meminta BRSDM agar membangun suatu institusi pendidikan yang tidak hanya bersifat vokasi, tetapi juga pendidikan keilmuan. Untuk itu saya sudah meminta kepada Kepala BRSDM untuk merancang pembentukan Ocean Institute of Indonesia yang nantinya akan menjadi satu-satunya institusi pendidikan tinggi di Indonesia khusus bidang kelautan dan perikanan,” ungkap Menteri Trenggono.
(Red)