Gorontalo – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung keberlanjutan wirausaha Desa Pinogu Gorontalo melalui penyelanggaraan Workshop Pengembangan Bisnis Lokal Produk Unggulan Daerah yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi produk pertanian organik yang memiliki ceruk pasar yang tinggi.
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan, Deputi Bidang Kewirausahaan, KemenKopUKM Destry Anna Sari mengatakan berbagai komoditas pertanian dan perkebunan organik dihasilkan oleh Desa Pinogu yang terletak di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo dan sudah saatnya ditangani dan dikelola oleh pemuda harapan bangsa untuk pulih dan bangkit dari pandemi.
“Saatnya pemuda desa memajukan desanya, setelah selesai belajar di kota kembali ke desa. Desa adalah contoh kemandirian pangan yang diharapkan oleh pemerintah agar negara kita tidak bergantung dengan impor yang pada akhirnya bisa tercipta kemandirian pangan nasional,” kata Destry Anna Sari di Hotel Magna, Gorontalo, Rabu (29/6).
Lebih lanjut, Destry mengatakan Indonesia dengan bonus demografi yaitu populasi anak muda mencapai 64,69 persen dari total penduduk di Indonesia. Mereka umumnya adalah anak-anak muda yang teredukasi baik soal digitalisasi dan jiwa kewirausahaan sehingga menjadi peluang bagi lahirnya wirausaha muda, inovatif, dan menciptakan lapangan kerja.
Desa Pinogu dikatakan memiliki potensi ekowisata yang menarik, dikelilingi oleh hutan konservasi dengan akses menuju desa yang ekstrim memberikan pengalaman tersendiri bagi masyarakat perkotaan yang ingin berkunjung ke Desa Pinogu.
“Potensi yang luar biasa dan konsep _back nature_ ditambah peran aktif pemerintah, Desa Pinogu diharapkan menambah semangat dan daya juang segenap warga masyarakat,” ujar Sekretaris Daerah Bone Bolango Ishak Ntoma.
Pada workshop kali ini, Founder Amati Indonesia Viringga Prasetyaji juga terus mendampingi warga Desa Pinogu dengan mengaktivasi pemuda, baik pemuda desa maupun para mahasiswa melalui program Kampus Merdeka. Hal ini untuk mendorong dan memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan organik yang bernilai tinggi dan potensi pasar yang besar.
“Saat ini masyarakat Indonesia maupun luar negeri mencari produk-produk organik dan sehat, tren saat ini adalah _back to nature_, konsumen mulai memikirkan kualitas produk yang dikonsumsi bagi tubuh,” ujar Viringga.
Agar kegiatan ini dapat berkelanjutan, KemenKopUKM juga melibatkan pemuda daerah yang tergabung dalam Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Provinsi Gorontalo untuk mengaktifasi pemuda Desa Pinogu.
Selain itu, kisah sukses dari wirausaha muda agregator pertanian yang telah berhasil mengekspor rempah-rempah mencapai Rp62 miliar juga ditampilkan. Langkah ini diharapkan bisa memberikan inspirasi dan semangat bagi pemuda untuk menjadi penggerak, marketer, dan penghubung petani agar memenuhi standar yang diinginkan pasar, baik nasional maupun global.
(Red)
Sumber :
*Humas Kementerian Koperasi dan UKM*
*Medsos resmi: @Kemenkopukm*