Jakarta – Semakin terkendalinya pandemi Covid-19 pada paruh pertama 2022, telah membuat pemulihan koperasi dan UMKM yang sempat terdampak pandemi, dapat berlangsung lebih cepat. Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Usaha Mikro terus melaksanakan serangkaian program dan kegiatan untuk melakukan penguatan, pengembangan dan mendorong kemajuan bidang usaha mikro agar dapat naik kelas.
“Program-program yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan baik sepanjang 2022. Kondisi yang baik ini memacu semangat kami di Deputi Usaha Mikro untuk lebih dapat berkontribusi mencapai semua target yang telah ditetapkan,” kata Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Eddy Satriya pada jumpa pers Jum’at, 3/6/2022.
Sejumlah program yang dilaksanakan, yakni Transformasi Usaha Mikro (Transfumi) dari Informal Ke Formal dengan melakukan Fasilitasi Penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencapai 1.2 Juta NIB secara nasional. Dilakukan juga kemitraan dengan asosiasi di daerah untuk mempercepat capaian target. Selain itu, dilakukan Fasilitasi Sertifikasi dengan pendaftaran sertifikasi kepada usaha mikro dengan penerima program: Hak Merek 200 UMik; Sertifikat Jaminan Produk Halal 60 UMik; Izin Edar MD 24 UMik; Penyuluhan Keamanan Pangan untuk mendapatkan SPP-IRT 100 Umik.
Eddy mengatakan, keterlibatan Usaha Mikro di berbagai event internasional juga telah dilaksanakan dengan baik. Deputi Usaha Mikro, telah memfasilitasi usaha mikro untuk berpromosi di ruang infrastruktur publik, seperti event MotoGP Mandalika, NTB, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Harbour Bay Batam serta Event Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali yang memfasilitasi pelaku usaha mikro pada area Infrastruktur Publik di Mall Beach Walk Bali. Bukan hanya akses berusaha dan pameran, Eddy mengatakan untuk mendukung Event G20 juga dilaksanakan pelatihan Kompetensi untuk Bidang Ekspor dan Barista kepada Pelaku Usaha Mikro.
“Tak ketinggalan juga, Fasilitasi Pengembangan SDM yang melatih 840 Usaha Mikro serta Fasilitasi Pendampingan Hukum bagi 500 Pelaku Usaha Mikro Kecil di 11 daerah,” kata Eddy.
Agar Usaha Mikro dapat onboarding di LKPP, Eddy mengatakan hingga April 2022 telah dilakukan Bimbingan Teknis Onboarding 250 Usaha Mikro ke Platform E- commerce sekaligus masuk ke LKPP berkolaborasi dengan Gojek, Grab, Shopee, Blibli dan LKPP. “Sekitar 70% Usaha Mikro tersebut diharapkan telah masuk dan aktif di Laman E-commerce sekaligus LKPP,” kata Eddy.
Terkait penyaluran KUR terutama KUR Klaster, Eddy mengatakan menjalin sejumlah koordinasi dengan bank penyalur dan dinas terkait untuk memantapkan penyaluran KUR Klaster bagi usaha mikro. Demikian juga, telah dilakukan pertemuan antara KemekopUKM, BRI dan Uniqlo untuk akses pembiayaan KUR Klaster binaan Uniqlo serta berkoordinasi dengan sektor perikanan dan e-Fishery sebagai offtaker/avalis. Sampai dengan 3 Juni 2022, realisasi penyaluran KUR Tahun 2022 berdasarkan data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sebesar Rp. 147,65 Triliun atau sebesar 39,57% diberikan kepada 3.177.993 Juta debitur. Disisi lain, program BPUM 2022 direncanakan pada semester II Tahun 2022 namun proses saat ini masih menunggu dokumen anggaran dari Kementerian Keuangan.
Momentum mudik Lebaran 2022 yang telah diijinkan kembali oleh pemerintah, dimanfaatkan secara maksimal oleh sektor usaha mikro untuk melakukan serangkaian bazaar Ramadhan terutama di rest area. Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan stakeholder (Dinas Koperasi dan UKM, Kab. Bekasi, PT Jasa Marga, Perum Bulog, PT Japek Tol Nusantara, PT Mayora Indah Tbk, dan Himpunan Pengusaha Nahdliyin) telah menyelenggarakan kegiatan Bazar Mudik Lebaran 2022 di Rest Area 39 A Ruas Tol Jakarta – Cikampek pada tanggal 28-30 April 2022. Sebanyak 45 pelaku Usaha mikro dari wilayah Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Karawang dan Kab. Purwakarta turun berpartisipasi. Acara sejenis juga diadakan di Rest Area 519 A (Kab. Sragen), Rest Area 360 A dan Rest Area 456 A. “Momentum Idul Fitri tahun ini juga telah dimaksimalkan sebagai momentum untuk bangkitnya kembali UMKM Indonesia,” kata Eddy.
(Slamet)