JAKARTA (28/5) – Langkah konkret Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mewujudkan program prioritas yang ditetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terus dijalankan. Guna meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing, KKP terus mengadakan pelatihan bagi masyarakat di berbagai daerah, salah satunya di bidang perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan.
Pada 23-24 Mei 2022, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) mengadakan dua pelatihan bagi masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Kegiatan tersebut terdiri dari Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok bagi masyarakat Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Sidenreng Rappang serta Pelatihan Diversifikasi Olahan Udang bagi masyarakat Kabupaten Pinrang.
Diadakan secara daring, pelatihan ini difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) atas aspirasi Komisi IV DPR RI dalam mendukung salah satu program prioritas KKP tahun 2021-2024, yaitu pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di berbagai daerah. Hal ini selaras dengan arahan Menteri Trenggono pada Pelatihan Kelautan dan Perikanan Akbar Virtual 22 Oktober 2021, yang menekankan kompetensi SDM sebagai kunci utama pembangunan kelautan dan perikanan.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta dalam sambutannya menyatakan, pelatihan tersebut berfungsi sebagai stimulan bagi pembudidaya dan pengolah ikan, khususnya generasi muda, agar terus produktif. Ia optimis, bahwa pelatihan ini dapat menumbuhkembangkan minat investasi usaha perikanan budidaya dan meningkatkan rasa bangga bagi pemuda bangsa untuk berprofesi sebagai pembudidaya dan pengolah ikan.
Ia menuturkan, fokus kegiatan perikanan budidaya sampai tahun 2024 antara lain mengembangkan komoditas unggulan dan/atau lokal endemik untuk mencegah kepunahan; mewujudkan kegiatan usaha perikanan budidaya yang terhubung mulai dari sarana dan prasarana produksi budidaya, pasca panen, sampai dengan pengembangan skala usaha para pelaku usaha dan pasar.
“Dengan didukung Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB), pelaku usaha dapat meningkatkan produksi, produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan, sehingga berujung kepada meningkatnya partisipasi masyarakat lokal,” jelas Nyoman.
Melalui Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok, pembudidaya diajarkan cara meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pakan, sehingga dapat menekan kebutuhan air dan pakan, serta meminimalkan buangan limbah, namun tetap menerapkan metode padat tebar tinggi. Pasalnya, budidaya intensif padat tebar tinggi seringkali memiliki berbagai kendala produksi, dan sistem bioflok merupakan jawaban dari berbagai kendala tersebut. Kelebihan lain dengan menerapkan teknologi bioflok adalah daging ikan yang dihasilkan lebih gurih, air media pemeliharaan tidak berbau, dan dapat diterapkan pada lahan terbatas.
Sementara itu pada Pelatihan Diversifikasi Olahan Udang, pengolah ikan diajarkan alternatif dalam memperpanjang umur simpan udang selain dari proses pembekuan, yaitu melalui proses perebusan, pencelupan ke dalam cairan bumbu, dan kemudian dikeringkan sehingga menghasilkan produk udang instan berbumbu. Metode ini tak hanya mempertahankan mutu olahan, tetapi juga meningkatkan daya jual produk. Hal ini dinilai penting mengingat Kabupaten Pinrang adalah salah satu lokasi program Kampung Perikanan Budidaya yang unggul akan komoditas udangnya.
Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati menuturkan, kegiatan budidaya dan pengolahan ikan adalah hulu dari kegiatan usaha perikanan yang punya potensi sumbangsih besar untuk perkembangan ekonomi daerah. Karena itu, kompetensi pelaku usaha menjadi faktor yang menentukan keberhasilannya.
“Kedua pelatihan ini berperan dalam menjawab berbagai permasalahan dan kendala teknis dan manajerial yang dialami selama ini oleh pembudidaya dan pengolah. Harapannya, pelatihan menjadi akses bagi masyarakat untuk meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan usahanya,” pungkasnya.
Turut menginisiasi pelaksanaan kegiatan ini Anggota Komisi IV DPR RI Rusdi Masse Mappasessu yang dalam sambutannya menekankan urgensi peran pemerintah dalam sektor kelautan dan perikanan. Ia memberi pesan kepada para pejabat pemerintahan setempat untuk terus mendampingi dan mempermudah akses bantuan bagi para pelaku usaha perikanan dan kelautan.
“Dengan penuh rasa hormat, saya meminta kepada para pejabat supaya mengawal proses administrasi agar bantuan pemerintah dapat dengan mudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.
Suka cita diungkapkan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pinrang Saharuddin dalam sambutannya. Saharuddin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh elemen terkait yang telah mewujudkan pelatihan tersebut. Ia mengatakan, sistem bioflok merupakan hal yang baru bagi masyarakat setempat.
“Saya berterima kasih dan harapannya terdapat capaian untuk bisa berbudidaya sistem bioflok dengan benar untuk akhirnya diaplikasikan pada komoditas lain,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Samuel selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sidenreng Rappang. Samuel bersyukur karena masyarakat bisa mendapatkan pelatihan setelah dilanda pandemi Covid-19. Ia berharap melalui pelatihan ini dapat ditransfer ilmu dengan baik ke para peserta hingga bisa mengembangkan kelompok masyarakat.
“Semoga ke depan pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat hingga dapat mengembangkan kelompok-kelompok usaha yang sudah ada,” ucapnya.
Rasa terima kasih juga disampaikan oleh peserta pelatihan. Warga Desa Mattirotasi Kecamatam Mattiro Sompe, Pinrang, Amiruddin menyebutkan, pelatihan ini sangat berguna sebagai alternatif pendapatan masyarakat. Ia mengaku, bahwa masyarakat desa tersebut sangat menantikan pelatihan-pelatihan menarik lainnya.
“Kami merasa sangat bersyukur dan bangga telah diberikan bantuan pelatihan. Semoga kiranya dapat diperbanyak lagi kegiatan pelatihan di daerah kami,” harapnya.
(Red/Slamet)