Jakarta, 1 April 2022 – PERHUMAS menyelenggarakan PERHUMAS Talk Episode I dengan tema “What Should Public Relations Know About Metaverse.” Ajang ini merupakan salah satu langkah, dalam menyiapkan HUMAS untuk beradaptasi, dan menghadapi berbagai perubahan, khususnya di era baru dalam dunia digital yaitu Metaverse.
Acara yang diselenggarakan pada Jumat, 1 April 2022 secara virtual, menghadirkan narasumber, diantaranya Pakar Branding Yuswohady, Pikukuh Pambudhiarto selaku Chief Executive Officer Panenmaya Group dan Dewan Pakar PERHUMAS, Hasby Asyadiq selaku Founder dan CEO Assemblr, dan Amelinda Fidella selaku Moderator dari Corporate Communications Astra.
Dengan mengusung tema “What Should Public Relations Know About Metaverse” seorang praktisi HUMAS diharapkan mampu memiliki kesiapan dan dapat mempersiapkan strategi dalam menghadapi tantangan transformasi komunikasi digital.
Hadirnya acara ini bertujuan mengenalkan istilah Metaverse dalam dunia komunikasi digital, mengeksplorasi pola komunikasi yang akan terjadi dalam dunia Metaverse, Bagaimana profesi HUMAS pada era Metaverse, mencari tahu apa yang akan terjadi apabila metaverse ini sudah benar – benar terjadi, dan Komponen apa saja yang membentuk Metaverse.
Wakil Ketua Umum Bidang Pelatihan Kehumasan PERHUMAS Nurlaela Arief menyampaikan, asosiasi profesi kehumasan baik di Indonesia dan juga Global belum banyak mengangkat tema metaverse. “PERHUMAS merupakan yang pertama membahas topik Metaverse ini. dengan bangga menghadirkan tema metaverse ini, kami mengutamakan kapabilitas, kompetensi, kompetensi serta intelektualitas.
Hal ini bertujuan, agar profesi HUMAS bisa selangkah lebih maju dari profesi lainnya. Kami meyakini hadirnya ajang ini diyakini mampu dapat memetakan apa saja tugas para praktisi HUMAS, yang dapat dimaksimalkan dalam metaverse, apakah di perencanaan, program, media ataupun evaluasi, khususnya Digital Public Relations.”
Pakar Branding Yuswohady juga mengungkapkan, strategi seorang HUMAS dalam mempersiapkan strategi di era metaverse terbagi menjadi 3, yaitu virtual product placement, virtual brand partnership, dan storytelling product of service descriptions. “Strategi virtual product placement, merujuk pada penempatan sebuah produk didalam berbagai media seperti film, acara televisi, atau game untuk kepentingan promosi, sedangkan untuk virtual brand partnership saat masyarakat mulai melek dengan dunia metaverse, praktisi HUMAS harus peka untuk merancang campaign menarik yang berkaitan dengan metaverse, dan terakhir storytelling product of service descriptions seorang praktisi HUMAS harus memiliki kekuatan storytelling kuat yang umumnya digunakan dalam press release dan pitching untuk mengkomunikasikan visi dari brand atau perusahaan.”
Chief Executive Officer Panenmaya Group dan Dewan Pakar PERHUMAS Pikukuh Pambudhiarto menegaskan, memasuki era digital distruption, generasi sekarang memiliki behavior yang berbeda. Di mana sekarang terdapat perubahan cara berkomunikasi, yakni dari yang dulunya teks base menjadi video base. Hal tersebut membuat terjadinya gap pada antar generasi.
“Hal ini menjadi isu karena akan terjadi perbedaan cara berpikir dan komunikasi antar generasi, sehingga era sekarang disebut “the most challenging era”. Selain itu, dalam menghadapi era metaverse, blockchain, crypto, hingga NFT kita harus mampu menerima, beradaptasi, memanfaatkan, dan terus kreatif agar dapat berkolaborasi, “Ujar Pikukuh.
Founder dan CEO Assemblr Hasby Asyadiq menyampaikan, saat ini terms metaverse sudah muncul dimana-mana. Banyak tech giants arahnya menuju metaverse. “Metaverse ini merupakan next step dari internet. Metaverse menggabungkan beberapa elemen yaitu AR dan VR, dan setiap orang bisa berinteraksi di dalamnya seperti bekerja, bertemu, bersosialisasi, bahkan berinteraksi dengan orang lain yang ada di belahan bumi manapun dalam bentuk virtual. Yang menarik bahkan pada versi augmented reality (AR), kita tidak meninggalkan dunia nyata, kita membaur di dunia virtual, dan bisa menggunakan avatar sesuai bentuk kita di dunia nyata”.
(Jennifer)