JAKARTA (12/1) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berakselerasi di tahun 2022 dengan menjalankan tiga program terobosan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan Indonesia, dan dua program terobosan tersebut langsung berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Keduanya adalah pengembangan budidaya berbasis pada ekspor dan pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, seperti pada keterangannya di Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Menurutnya, untuk komoditas ekspor terdapat empat komoditas yang akan dikembangkan yakni udang, lobster, rumput laut, dan kepiting. Sementara, pembangunan kampung perikanan budidaya akan dikembangkan baik di wilayah pedalaman, pesisir, maupun laut yang berbasis kearifan lokal. “KKP siap melakukan akselerasi guna mempercepat terealisasinya program terobosan yang memang sudah dicanangkan,” imbuh Tebe, sapaan akrabnya.
“Ini dilakukan guna mengejar target yang sudah ditetapkan di tahun 2022. Dimana, target produksi perikanan budidaya sebesar 18,77 juta ton di antaranya ikan 8,69 juta ton dan rumput laut 10,08 juta ton, serta produksi budidaya ikan hias sebesar 1,56 miliar ekor,” sambung Tebe.
Guna mengejar target sesuai dengan program terobosan perikanan budidaya untuk ekspor, KKP akan merevitalisasi tambak udang yang berlokasi di 15 Kabupaten/Kota dengan dukungan antara lain seperti pengelolaan irigasi perikanan partisipatif (PITAP), penyaluran sarana revitalisasi tambak seperti kincir, pengujian hama penyakit udang dan kualitas air, sosialisasi dan bimbingan teknis budidaya udang. Selanjutnya, pembangunan budidaya udang berbasis kawasan seluas 100 hektare di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Sementara, program terobosan pembangunan kampung perikanan budidaya untuk budidaya pedalaman yang telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 di antaranya kampung ikan mas di Kabupaten Pasaman dan kampung ikan patin di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Bentuk dukungan KKP meliputi bantuan benih, bantuan induk, bantuan mesin pakan mandiri, bantuan bioflok, bantuan UPR, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, bantuan premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, bantuan sarana dan prasarana budidaya, bimbingan teknis dan penyuluhan.
Untuk pembangunan kampung budidaya pesisir yaitu kampung ikan nila salin di Kabupaten Pati dan kampung ikan bandeng di Kabupaten Gresik. Dukungan KKP nantinya seperti bantuan benih, bantuan induk, bantuan hatchery skala rumah tangga, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, bantuan premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, PITAP, bantuan sarana dan prasarana budidaya, bimbingan teknis dan penyuluhan.
Selanjutnya kampung budidaya laut yaitu kampung lobster di Kabupaten Lombok Timur dan kampung ikan kerapu di Kabupaten Kupang. Dengan rencana dukungannya seperti bantuan benih, bantuan hatchery skala rumah tangga, sertifikasi perikanan budidaya yaitu CBIB dan CPIB, bantuan premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu, bantuan sarana dan prasarana budidaya, bimbingan teknis dan penyuluhan.
Konsep kampung perikanan budidaya, yang merupakan kawasan berbasis komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal yaitu menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta masyarakat sebagai penggerak utama. Melibatkan berbagai aspek dari mulai hulu, on farm hingga hilir yakni pengolahan dan pemasaran dengan tujuan menjamin produksi yang berkelanjutan dan terjadwal. “Total di tahun 2022 pembangunan kampung perikanan budidaya ditargetkan berjumlah 130 lokasi,” ungkapnya.
Di samping itu semua, DJPB juga melakukan kegiatan prioritas di tahun 2022 melalui pengelolaan kawasan dan kesehatan ikan di antaranya memberikan bantuan excavator sebanyak 35 unit, bantuan dredger sebanyak 1 unit, peralatan laboratorium keskanling sebanyak 15 unit, dan pengujian sampel kesehatan ikan 35 ribu sampel.
Pengelolaan perbenihan, di antaranya mendistribusikan bantuan benih sebanyak 159,9 juta ekor, bantuan calon induk 103,36 ribu ekor, bantuan kebun bibit rumput laut 150 unit, pembangunan UPR/HSRT 10 unit dan sertifikasi CPIB 250 lembaga.
Kemudian, pengelolaan produksi dan usaha di tahun 2022 di antaranya memberikan bantuan bioflok sebanyak 319 unit, prasertifikasi lahan budidaya ikan 5.000 bidang, sertifikasi CBIB 2.500 lembaga, dan bantuan premi asuransi 6.500 orang. Selanjutnya pengelolaan pakan dan obat ikan antara lain mendistribusikan bantuan mesin dan bahan baku pakan sebanyak 300 unit.
“Dari itu semua konsep dalam berakselerasi program terobosan perikanan budidaya, tetap dengan menekankan pada ekonomi biru yaitu ekologi dan sisi ekonomi. Kemudian sebagai pengungkit terdapat satu komponen lagi yang perlu dikembangkan. Walaupun ekologi sudah bagus, dan ekonominya juga menggeliat, namun semangat kompetisi saat ini harus dihadapi, terutama pada masa globalisasi, kita harus tingkatkan dengan inovasi teknologi. Pasalnya, teknologi juga menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan perikanan budidaya,” ujarnya.
Selain itu, guna mendukung program terobosan tersebut KKP menggunakan inovasi digital perikanan budidaya, yang akan berkaitan dengan smart government, economy, dan society. Dimana, smart government diharapkan mampu mempermudah aspek tata kelola pemerintahan dalam pelayanan publik. Sedangkan smart economy diharapkan mampu mengimplementasikan model bisnis partisipatif, seperti membangun platform dan jaringan industri perikanan.
Dengan menerapkan smart government dan smart economy, diharapkan akan tumbuh masyarakat yang melek teknologi atau smart society dengan meningkatkan kapasitas, kapabilitas, dan kualitas hidup masyarakat perikanan. “Dengan itu semua, diharapkan target-target tahun 2022 dapat dengan cepat dan tuntas diakselerasikan atas program terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, serta bisa tercapai dengan maksimal,” tandas Tebe. HUMAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA.
(Red/Slamet)