Jakarta,05-06-2021 – Antusiasme masyarakat dalam menciptakan PSU Pilgub Kalsel yang bermartabat patut diapresiasi, pasalnya berbagai elemen warga turun langsung ke jalan untuk melakukan patroli pencegahan praktik politik uang atau serangan fajar yang biasa terjadi menjelang hari pemungutan suara (04/06).
Salah satu organisasi umat Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, juga turut meramaikan giat patroli pencegahan praktik politik uang. Namun, patroli tersebut tidak selalu berjalan mulus. Baru-baru ini, tim dari Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan diancam dengan senjata tajam oleh orang yang diduga akan melakukan praktik politik uang.
*Terciduk dan Mengancam dengan Sajam*
Kejadian di atas bermula ketika Satgas NU menerima laporan masyarakat bahwa ada seorang yang telah selesai membagi uang untuk memilih Pasangan Calon (Paslon) tertentu di RT 02, Kelurahan Pekauman. Rencananya, akan berlanjut di RT 06, kelurahan yang sama.
Namun, rencana tersebut digagalkan oleh Satgas NU yang menyaksikan oknum penumpang Mobil Xenia DA 1947 BK memasukkan kembali tas yang diduga berisi uang serangan fajar. Bahkan, oknum tersebut mengacungkan senjata tajam (Sajam) berupa parang, menandakan ancaman bagi Satgas NU yang berani mendekat akan mendapatkan luka atau cidera.
Setelah terciduk, mobil oknum tersebut melaju cepat menyisir jalan kota dan masuk menyembunyikan diri di RSUD Ansari Saleh. Beberapa saat kemudian, mobil keluar dan menuju perempatan Jalan S Parman dan Jalan Tarakan, lalu ke Jalan RE Martadinata. Lalu, Satgas NU kembali mengikuti hingga berada persis di belakang Mobil Xenia saat di lampu lalu lintas perempatan.
“Saking paniknya, oknum politik uang memundurkan laju mobil hingga menabrak bumper mobil yang kami ditumpangi. Selanjutnya, Mobil Xenia yang sering teridentifikasi mencabut spanduk anti politik uang ini, menginjak gas dan mengarah masuk ke Markas Polda Kalsel”, pungkas Amrullah, Wakil Koordinator Satgas Pencegahan Money Politic NU Banjarmasin.
*Fitnah Oknum Politik Uang kepada Satgas NU*
Singkat cerita, oknum politik uang melaporkan aksi kejar-kejaran di atas ke Polda Kalsel, lalu dilimpahkan ke Kepolisian Resort Kota Banjarmasin (Polresta Banjarmasin). Minggu dini hari (5/6), baik pihak Satgas NU maupun oknum politik uang diperiksa oleh Penyidik Polresta Banjarmasin. Oknum tersebut menuding Satgas NU telah melakukan pengancaman. Justru, berdasarkan keterangan saksi mata, terkonfirmasi oknum politik uang membawa barang bukti berupa sebilah parang yang diduga untuk mengancam pihak-pihak yang mencegah politik uang di Banjarmasin Selatan.
“Kasus ini sudah dilimpahkan dan ditindaklanjuti oleh Polresta Banjarmasin, yang bersangkutan diproses akibat membawa senjata tajam ilegal dan mengancam banyak orang. Banyak saksi yang melihat kejadian tersebut”, ujar Amrullah.
Maka ibarat senjata makan tuan, kasus bukan lagi pengancaman, namun beralih menjadi kasus penggunaan senjata tajam yang tidak sesuai dengan peruntukan yang mengarah kepada oknum politik uang. Fitnah ini dilayangkan guna mendagradasi upaya penindakan dan pencegahan politik uang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Langkah kami untuk mencegah politik uang justru dibalas dengan fitnah keji para oknum. Banyak fakta dipelintir sehingga tudingan-tudingan buruk mengarah kepada kami. Kami tegaskan, upaya menihilkan politik uang adalah bagian dari cita-cita demokrasi serta jihad politik untuk melahirkan pemimpin yang amanah bagi Banua”, tutup Habib Ali Hasan Khaidir Al Kaff.
(Slamet)