Survei ISC, Maruarar Sirait Gagal Dagangan 3 Juta Rumah

Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)

JP News165 Dilihat
Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perumahan Maruarar Sirait. (Ilustrasi)
Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perumahan Maruarar Sirait yang sedang terpojok dengan hasil survei ISC terkait kinerja. (Ilustrasi)

JAKARTA, Jejakprofil – Badai kritik keras kembali menghantam Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait.

Anak buah Presiden Prabowo yang kerap menjual jargon ambisius “3 Juta Rumah” dan retorika pro-rakyat kini dihadapkan pada realitas suram.

Data survei terbaru menguak wajah kegagalan total di balik citra manis.

Indonesia Survey Center (ISC) baru-baru ini mengganjar Maruarar Sirait dengan rapor merah mencolok.

Temuan ISC menjadi tamparan keras bagi sang menteri yang sesumbar memimpin revolusi hunian rakyat, tetapi nyata-nyata gagal memenuhi janji.

Kondisi ini memperkuat keraguan besar publik, mirip dengan kemelut yang Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana hadapi.

Pertanyaan publik menggema: mengapa Presiden harus mempertahankan menteri berkinerja jeblok?

Jika dicermati, Menteri Perumahan Maruarar Sirait sejak awal sudah menghadapi cek realitas yang mencemaskan.

Mereka gembar-gemborkan kenaikan angka program perumahan, tetapi efektivitas program 3 juta rumah di lapangan jauh panggang dari api dan mengkhianati ekspektasi publik.

Birokrasi yang lamban dan serapan anggaran yang minim menjadi sorotan tajam, menambah beban Presiden Prabowo.

Dalam suasana yang mencekam ini, publik dan kritikus mulai menuntut bukti: apakah Maruarar Sirait hanya seorang penjual visi dan retorika kosong?

Rapor merah ISC harusnya melemahkan posisi politiknya—atau sebaliknya, memicunya turun ke lapangan untuk membuktikan kinerja.

Publik cenderung pesimistis terhadap perbaikan.

Dukungan data keraguan ini menguat.

Survei Lembaga Indikator yang rilis awal 2025 menunjukkan, hanya 31,2% publik yang tahu tentang program 3 Juta Rumah yang Kementerian PKP bebankan.

Artinya, lebih dari dua pertiga masyarakat tidak merasakan, bahkan tidak pernah mendengar tentang ambisi yang berantakan itu.

Kenyataan kian pahit. BP Tapera melaporkan, hingga 28 Juli 2025, mereka baru merealisasikan 137.015 unit rumah subsidi, angka ini bahkan belum menyentuh 40% dari target 350.000 unit.

Ini jelas kegagalan monumental yang retorika terindah pun tak sanggup tutupi.

ISC Merilis Survei: 6 Menteri Kabinet Prabowo Dihajar Rapor Merah!

Tim survei Indo Survey & Consulting (ISC) telah merilis hasil survei terbaru menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Tim survei mewawancarai 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas secara tatap muka di berbagai daerah.

Survei ini mencatat margin of error ±2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei menunjukkan enam menteri Kabinet Merah Putih jatuh ke zona merah karena tingkat kepuasan publiknya berada di bawah 40 persen.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana hanya meraih 36 persen.

Tepat di atasnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait stagnan di 38 persen.

Data lain kian mengkhawatirkan: Menteri Hukum dan HAM Natalius Pigai mencatat angka terendah 26 persen, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mendapat 28 persen.

Sementara Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto berada di angka 31 persen.

Posisi paling buncit ditempati Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dengan tingkat kepuasan publik hanya 24 persen.

Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan mendesak hasil survei ISC ini harus menjadi bahan evaluasi fundamental bagi Presiden Prabowo Subianto.

Iwan menekankan perlunya menteri-menteri terkait segera melakukan perbaikan kinerja secara drastis.

“Hasil survei ini adalah cermin jujur bagi Presiden dan para menterinya. Publik sudah menjatuhkan penilaian langsung terhadap kinerja kabinet,” ujar Iwan di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Iwan menegaskan, survei ISC memberikan gambaran tak terbantahkan tentang bagaimana masyarakat menilai performa para menteri.

“Survei ini menelanjangi kinerja para menteri kabinet Merah Putih di mata publik,” jelas Iwan Setiawan.