
Jakarta, jejakprofil.com – Indonesia yang sempat turun ke urutan 22, hari ini kembali naik di posisi 21 dengan jumlah positif 557.877 kasus, meninggal dunia 17.355 orang dan pasien sembuh 462.553.
Hal ini terjadi karena Indonesia mencatat penambahan kasus hingga 8.369 positif Corona pada Kamis (3/12/2020) dan angka ini adalah yang tertinggi sejak virus Corona menyebar di Indonesia. Kasus aktif tercatat sebanyak 77.969 orang atau 14 persen dari yang terkonfirmasi.
Penambahan tertinggi kasus harian tersebut berasal dari provinsi Papua, yakni sebanyak 1.755 kasus dan menambahkan jumlah kumulatifnya menjadi 11.879 kasus. Serta Jawa Barat yang menambahkan 1.648 kasus.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebutkan, tingginya penambahan kasus pada dua provinsi tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah meningkatkan interoperabilitas data Covid-19.
Sistem yang selama ini digunakan untuk data Covid-19 di Kementerian Kesehatan, tengah dioptimalisasi untuk mensinkronkan data pusat-daerah.
“Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada hari ini terdapat penambahan kasus yang sangat signifikan, yaitu sebesar 8.369 kasus. Angka yang sangat tinggi ini salah satunya disebabkan karena sistem yang belum optimal,” ujar Wiku dilansir laman covid19.go.id.
Hengki mengingatkan Bahwa “keselamatan Rakyat adalah hukum tertinggi sehingga kita semua, tiap tiap individu Rakyat Indonesia harus tetap disiplin menjaga Protokol Kesehatan, tidak boleh lengah jalankan 3 M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dgn deterjen) ditambah pola hidup sehat.”
“Mari kita dukung upaya pelindungan Rakyat dari Pandemik global covid-19 oleh pemerintah RI dalam hal ini Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di masa pandemik.” Tegas Hengki.
Hengki sangat mendukung dan mengajak kita semua mensukseskan program Vaksinasi Nasional.
Seperti kita ketahui bersama ,
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ( KPCPEN) Erick Tohir mengungkapkan pentingnya satu data vaksinasi, salah satunya untuk mencegah munculnya oknum yang ingin menyalahgunakan vaksin Covid-19 untuk dijual mahal kepada Masyarakat.
Dengan
Satu data vaksinasi: Cara Erick Cegah Penyalahgunaan Vaksin Covid-19.
Barikade 98 tegas Hengki Irawan mengapresiasi dan memberi dukungan pada dua jalur program vaksinasi
Yang pertama adalah jalur pemerintah yakni
Vaksinasi diberikan secara gratis untuk tenaga medis, aparat hukum, tokoh agama, tenaga pendidik, aparatur pemerintah pusat sampai daerah, hingga peserta BPJS penerima bantuan subsidi.
Jalur yang kedua yakni, jalur mandiri.
Vaksinasi berbayar untuk masyarakat berusia 19-59 tahun sebanyak 57 juta orang dengan kebutuhan vaksin 115 juta dosis.
Kementerian BUMN bersama Telkom & Biofarma sedangvterus mengerjakan insfrastruktur daftar vaksin mandiri secara digital melalui aplikasi yang mudah di akses Rakyat.
“ Sejak awal request masuk, kita bisa memetakan daerah-daerah mana saja yang akan divaksinasi, distribusinya sejak awal sudah tercantum barcode jadi tidak mungkin kirim 100 vaksin ke Bandung (misalnya), tidak ada nama orang yang akan divaksin.”
Demikian keterangan resmi Erick Tohir.
Menurut Hengki Tujuan satu data vaksinasi, akan menjadi kerja-kerja yang terukur dan bisa dikawal secara bersama.
“Dimulai dengan mengintegrasi data dari berbagai sumber menjadi satu data.
Lalu menyaring data individu penerima vaksin prioritas
Kemudian embangun aplikasi pendaftaran vaksin baik program pemerintah maupun mandiri
Diselaraskan dengan kerja memetakan data suplai dan distribusi vaksin agar presisi dengan lokasi vaksin, untuk mencegah adanya pihak yang tidak mendapatkan vaksin atau dobel vaksin, sehingga tepat sasaran dan mencegah timbulnya wilayah abu-abu yang berpotensi memunculkan oknum yang menyalahgunakan vaksin untuk dijual mahal.
Dan seiring dengan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan vaksinasi.” Tandas Hengki dalam keterangan tertulisnya hari ini.
Penulis : Red
Editor. : Elly