DEPOK – Sukseskan program pemerintah stop penyebaran covid-19, Jumat (1/4/2022), jajaran Polsek Metro Bojongsari bekerjasama dengan Mitra Reskrim Community (MRC), Gusdurian, dan Forum Komunikasi Aktivis Akhlaqul Karimah laksanakan vaksinasi di Masjid Assamarudin, Jl. Aliandong RT 01/08 Bojongsari Lama, Kota Depok.
Dalam kesempatan itu, Kapolsek Bojongsari Kompol Muhammad Syahroni hadir didampingi Wakapolsek bersama Mantan Napiter meninjau pelaksanaan kegiatan vaksinasi.
“Kami bekerjasama dengan Yayasan Akhlaqul Karimah Indonesia yang kebetulan beliau adalah mantan Napiter exs Afganistan yang saat ini sudh kembali ke pangkuan pertiwi bekerja sama dengan Polsek Bojongsari melaksanakan vaksinasi untuk warga,”ujar Syahroni saat ditemui awak media, Jumat (01/04/2022).
Harapan kami kegiatan seperti ini berlangsung terus, kami Polsek Bojongsari mewakili negara hadir ditengah masyarakat merangkul mereka.
“Kami Polsek Bojongsari merangkul mereka untuk bekerjasama melaksankan vaksinasi disatu sisi mereka merasa tidak ditinggalkan oleh Negara, polsek merangkul mereka. Untuk target hari ini 500 namun baru mencapai 250 yang terdaftar,” jelasnya.
Pengamanan saat bulan Ramadhan
Sesuai perintah Kapolda Metro Jaya, menghadapi situasi kamtibmas konsen kita balap liar, tawuran pelajar maupun antar warga. “Karena Bojongsari Sawangan termasuk daerah merah untuk dua hal tersebut. Kami bersama kecamatan, Danramil sudah membentuk Satgas anti tawuran dan balap liar. Setiap malam minggu melaksanakan kegiatan patroli bersama lebih mengedepankan edukasi terhadap warga terutama anak-anak muda. Pelaku-pelaku balap liar ini bukan dari wilayah Bojongsari, resiko untuk balap liar adalah mati,” terangnya.
Sementara itu, Sopyan Tsauri, mengatakan kegiatan seperti ini harus sering dilaksanakan untuk menjalin sinergi kepada para mantan napiter.
“Alhamdulillah dengan difasilitasi Kapolsek Bojongsari ini sebagai bentuk pemerintah hadir, mengakomodir keinginan kawan-kawan yang ingin berintergrasi kepada NKRI,” ujarnya.
Mantan Brimob yang sempat membelot menjadi teroris ini berharap agar kegiatan serupa dapat dicontoh di tempat yang lain untuk mengadakan terus reintergrasi, mengedukasi kepada masyarakat dan membantu kepada eks napiter kembali kepada masyarakat, sehingga bisa move on dan bersama-sama kembali ke NKRI.
Lebij lanjut dikatakan Sofyan Tsauri, bahwa kegiatan sosial dan silaturahmi kepada eks napiter ini membuktikan kehadiran negara kepada ikhwan-ikhwan yang ingin berinteraksi kepada negara.
“Ini sangat penting salah satu problem eks napiter adalah sulit membunuh stigmanisasi bahwa mereka adalah eks teroris padahal mereka sudah move on dari gerakannya, dan ini sulit dicontoh stakehoder dimanapun bisa mencontoh apa yang dilakukan bapak Kapolsek,” ungkapnya.
“Karena dengan begitu mereka merasa tidak ditinggalkan, tidak terisolasi, dan itu bahaya apabila dibiarkan liar bergaul kepada siapa pun dan tidak mustahil mereka menyebarkan faham. Dalam hal ini negara hadir selain untuk antisipasi dan lainnya, ini sebagai bentuk pembinaan yang harus dilakukan para stakeholder,” pungkasnya.
(Jennifer)