Golf Catat Kinerja Solid, Beberkan Strategi Ekspansi Premium di Public Expose 2025

Publik14 Dilihat

PT Intra Golflink Resorts Tbk menyelenggarakan Public Expose 2025 sebagai wujud transparansi perusahaan kepada publik dan pemegang saham. Dalam sesi pemaparan utama, Direktur Utama GOLF, Dwi Febri Astuti, memimpin langsung penyampaian arah strategi, capaian kinerja, serta rencana pengembangan perusahaan ke depan. Manajemen menegaskan fokus strategis perseroan dalam memperkuat posisi sebagai pengembang resort, golf course, dan destinasi wisata premium di Indonesia.

Dalam paparannya, Dwi menjelaskan bahwa salah satu pilar kinerja perseroan pada 2025 bertumpu pada pertumbuhan solid dari lini golf. Bukit Pandawa Golf tercatat sebagai kontributor utama dengan pendapatan Rp88 miliar selama sembilan bulan pertama 2025. Pendapatan ini terutama berasal dari green fee, layanan F&B, membership, serta sponsorship, dengan margin yang menguat menjadi 63%. “Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat terhadap golf premium, baik dari wisatawan domestik maupun internasional, terus meningkat,” ujar Dwi.

Pada segmen properti, Intra Golflink juga mencatat progres yang sangat positif. Peluncuran klaster residensial Skopila, The Links Golf Villa Bali, villa Bukit Tungo, hingga proyek pengembangan kawasan Palm Hill bersama Trinity menunjukkan penyerapan pasar yang kuat. Klaster Skopila bahkan mencatat penjualan 24 unit senilai Rp178,2 miliar hanya dalam tiga minggu, sementara beberapa klaster Palm Hill telah mencapai tingkat penjualan 60–100%. Dwi menegaskan bahwa tren ini menunjukkan tingginya permintaan terhadap hunian premium yang terintegrasi dengan kawasan golf.

Dari sisi kinerja keuangan, perseroan membukukan marketing revenue Rp218 miliar per September 2025, dengan target akhir tahun mencapai Rp250 miliar. Laba bersih perseroan tercatat Rp106 miliar, tumbuh 10,2% secara tahunan, menandai peningkatan yang stabil dan berkelanjutan. Total aset perusahaan turut meningkat menjadi Rp8,6 triliun, sementara bank loan hanya Rp600 miliar atau debt-to-asset ratio sebesar 8%. “Ini menunjukkan struktur keuangan yang kokoh dan konservatif, sehingga perusahaan berada pada posisi yang sangat sehat untuk ekspansi,” tutur Dwi.

Dalam upaya memperkuat daya tarik destinasi, perusahaan juga memperluas fasilitas leisure. Beberapa pengembangan prioritas meliputi Laskar Pelangi Beachwalk Plaza, area decor camping ground, hybrid driving range, serta pembangunan luxury boutique hotel Banyan Tree yang diproyeksikan berkontribusi Rp200–300 miliar per tahun setelah mulai beroperasi. Fasilitas-fasilitas ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengunjung sekaligus memperkuat ekosistem golf tourism di kawasan pengembangan perseroan.

Menutup paparannya, Dwi menegaskan bahwa strategi jangka panjang perusahaan tetap berfokus pada integrasi antara lapangan golf sebagai anchor dan pengembangan properti serta hospitality sebagai motor nilai tambah. “Seluruh pengembangan dilakukan secara terkurasi agar memberikan pengalaman premium bagi pengunjung dan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi golf tourism regional,” tegasnya.

Public Expose ini sekaligus menjadi bentuk komitmen PT Intra Golflink Resorts Tbk terhadap praktik pasar modal yang sehat, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), serta keterbukaan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan.

(Red/Slamet)