KKP Gandeng Tiongkok Gelar Pelatihan Teknologi Kelautan

Ekonomi24 Dilihat

JAKARTA, (20/11) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan First Institute of Oceanography (FIO), Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok, menggelar China-Indonesia Marine Technology Training, 17-20 November 2025, di Jakarta. Program ini dirancang untuk meningkatkan kapabilitas teknologi kelautan Indonesia melalui transfer pengetahuan tingkat lanjut dan inisiatif pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Kegiatan tersebut dilatarbelakangi posisi Indonesia sebagai negara maritim dengan potensi ekonomi biru yang perlu dimanfaatkan secara optimal; kebutuhan mendesak untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas tenaga kerja teknologi kelautan; keberhasilan inisiatif kerja sama maritim Indonesia-China; pentingnya adopsi teknologi berkelanjutan untuk mencapai target netralitas karbon; serta meningkatnya permintaan akan tenaga profesional teknologi kelautan.

Materi yang disampaikan mencakup berbagai bidang di sektor kelautan dan perikanan, antara lain kebijakan ekonomi biru (di China dan Indonesia), restorasi ekologi kelautan, aplikasi pigment alami, budi daya alga dan netralitas karbon (budi daya rumput laut: cara yang menjanjikan untuk memitigasi perubahan iklim), teknologi akuakultur berkelanjutan, serta penilaian dampak lingkungan dalam teknik kelautan.

Program ini mengatasi kesenjangan kompetensi yang teridentifikasi antara kebutuhan industri dan kemampuan SDM yang ada, sekaligus memfasilitasi peluang transfer teknologi dan membangun kerangka kerja untuk kerja sama bilateral jangka panjang dalam pengembangan teknologi kelautan. Tujuannya untuk mengembangkan ekosistem komprehensif tenaga profesional teknologi kelautan Indonesia yang kompeten, serta mampu menerapkan teknologi berkelanjutan untuk mendukung agenda pembangunan ekonomi biru nasional.

“Pekan ini, kita bersatu dengan satu tujuan bersama — untuk belajar, terhubung, dan menciptakan ide-ide baru untuk masa depan sektor kelautan dan perikanan kita. Laut adalah ruang kelas kita, dan pengetahuan adalah wadah kita yang paling ampuh,” ujar Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi di Jakarta, Kamis (20/11).

Nyoman sebelumnya membuka langsung pelatihan tersebut pada Senin (17/11), di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Kampus Jakarta. Kampus ini merupakan salah satu satuan pendidikan tinggi KKP di bawah BPPSDM KP.

Nyoman menyampaikan, selama empat hari, para peserta mengeksplorasi topik-topik penting seperti kebijakan ekonomi biru, restorasi ekologi laut, akuakultur berkelanjutan, dan penilaian dampak lingkungan. Setiap sesi mencerminkan upaya kolektif untuk mengintegrasikan sains, teknologi, dan kebijakan — karena menurutnya kesehatan laut bergantung pada seberapa bertanggung jawab dan kreatifnya kita bertindak.

“Pelatihan ini bukan hanya tentang memperoleh keterampilan baru; tetapi juga tentang mengubah perspektif. Manfaatkan program ini untuk memperluas jaringan Anda, berkolaborasi lintas disiplin dan institusi, serta membawa kembali apa yang Anda pelajari ke komunitas Anda. Jadikan pelatihan ini sebagai percikan, sebuah percikan yang menerangi jalan menuju pembangunan kelautan berkelanjutan, inovasi, dan kesejahteraan Bersama,” ungkap Nyoman.

Atas terselenggaranya program kerja sama ini, pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para mitra, yaitu FIO, International Center for Climate and Ocean Change (ICCOC) China, HAIDA, HISENOR, China Agricultural University, Institut Pertanian Bogor (IPB), seluruh narasumber, serta tuan rumah Politeknik AUP Jakarta.

Sementara itu, Director of Indonesia-China Climate and Ocean Center sekaligus Director of the Establishment PMO at the FIO Prof. Dr. Bailin Cong pada kesempatan tersebut menyampaikan, ekosistem laut adalah urat nadi planet bumi, dan ekonomi biru telah muncul sebagai pendorong utama pembangunan berkelanjutan di kedua negara. China dan Indonesia, sebagai dua negara maritim besar dengan garis pantai yang luas dan sumber daya laut yang melimpah, memiliki visi dan tanggung jawab yang sama dalam mengeksplorasi potensi laut, melindungi keseimbangan ekologisnya, dan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan di bidang teknologi dan industri kelautan.

Menurut Bailin, pelatihan ini bukan sekadar platform untuk diseminasi pengetahuan; melainkan juga jembatan pertukaran, katalis kolaborasi, dan lahan persemaian bagi kemitraan di masa depan. Pihaknya mendorong semua peserta untuk terlibat aktif dalam diskusi, berbagi pengalaman dan perspektif, serta memanfaatkan kesempatan ini untuk saling belajar, saling menginspirasi, dan membangun hubungan profesional yang langgeng.

“Kepada rekan-rekan kami di Indonesia, pengetahuan lokal Anda yang kaya tentang sumber daya kelautan dan pengalaman praktis yang unik dalam pembangunan kelautan sangatlah berharga. Kami sangat menantikan untuk belajar dari wawasan Anda sebagaimana kami berharap dapat berbagi keahlian kami. Pelatihan ini merupakan pertukaran dua arah, dan kami yakin bahwa melalui upaya kolaboratif kita, kita dapat bersama-sama mengeksplorasi solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi pembangunan kelautan di kedua negara dan berkontribusi pada kemakmuran berkelanjutan ekonomi biru di kawasan ini,” ujarnya.

“Mari kita rangkul semangat inovasi dan kolaborasi, serta bekerja sama untuk menjadikan pelatihan ini sukses besar. Semoga acara ini menandai dimulainya kerja sama yang lebih mendalam dan bermanfaat antara China dan Indonesia di bidang kelautan, dan semoga upaya bersama kita menghasilkan masa depan yang lebih cerah bagi ekonomi biru dan perlindungan ekologi laut di kedua negara kita,” pungkas Bailin.

Selain di Politeknik AUP, rangkaian kegiatan pelatihan ini juga dilakukan di Kantor Pusat KKP, Gambir, Jakarta Pusat, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Serpong, Tangerang Selatan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BPPSDM dan FIO tentang Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan melalui Program Peningkatan Kapasitas, yang ditandatangani oleh Kepala BPPSDM I Nyoman Radiarta dan Deputy Director General FIO Prof. Zexun Wei pada Mei lalu.

Humas BPPSDM KP