Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas akan menargetkan 1 juta orang yang akan mengikuti pelatihan pada tahun 2025 melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pelatihan vokasi baik milik pemerintah maupun swasta, sebagai upaya mengembangkan SDM terampil dan berdaya saing dengan berbagai pilihan program pelatihan.
Program pelatihan yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Vokasi antara lain program pelatihan Teknisi (menengah tinggi), program pelatihan berbasis kompetensi (PBK) dan Tailor Made Training (TMT). Program pelatihan Teknisi dan PBK menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Kedua program pelatihan tersebut dilaksanakan di workshop Balai Pelatihan Vokasi. Selain itu, ada juga terobosan program pelatihan berupa program pelatihan Tailor Made Training (TMT) Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan untuk mendekatkan para pencari kerja dan dunia kerja dengan program pelatihan yang disesuaikan potensi daerah dan kebutuhan pasar kerja, serta wirausaha.
Salah satu balai pelatihan vokasi yang secara intensif melaksanakan pelatihan adalah Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi, Jawa Timur.
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, mengatakan bahwa pada tahun 2024, BPVP Banyuwangi gencar mengadakan pelatihan berbasis kompetensi dengan berbagai jenis kejuruan, di antaranya kejuruan pariwisata, yang meliputi restaurant attendant, front office, room attendant, tour guide, dan barista.
Selain itu, pelatihan dengan kejuruan teknologi pengolahan hasil pertanian (procesing) yang meliputi pembuatan roti dan kue, pengolahan buah, dan pengolahan ikan. Kejuruan teknologi informasi dan komunikasi, yang meliputi desain grafis, practical office advance, operator komputer muda, dan pemasangan jaringan komputer. Kejuruan otomotif yang meliputi service sepeda motor dan pemeliharaan kendaraan ringan. Kemudian kejuruan pertanian yang meliputi pelatihan pembudidayaan sayuran hidroponik dan smart farming, pengelasan, dan fashion technology.
“Pada tahun 2024, BPVP Banyuwangi telah melatih 5.352 peserta dengan 80% di antaranya berasal dari masyarakat Banyuwangi,” ucap Sunardi melalui Siaran Pers Biro Humas Kemenaker, Kamis (23/1/2025).
Sunardi juga menjelaskan bahwa selain berbagai pelatihan tersebut, BPVP Banyuwangi juga melaksanakan program pelatihan Tailor Made Training (TMT) yang telah dilaksanakan di wilayah kerja meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lumajang, Pasuruan, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, dan Kota Probolinggo.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa pelatihan TMT bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan kualitas SDM. Lembaga atau komunitas yang dapat mengusulkan kegiatan pelatihan TMT sangat beragam, mulai dari perusahaan swasta, lembaga pemerintah, hingga kelompok masyarakat dan komunitas tertentu.
Proses pengajuan program pelatihan dimulai dengan pengajuan melalui e-proposal, dilanjutkan dengan verifikasi administrasi yang mencakup legalitas lembaga pengusul, kurikulum yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
“Pelatihan ini mencakup berbagai bidang kompetensi, seperti pembuatan roti dan kue, pengelolaan sampah, pelatihan bordir, dan bahkan pelatihan yang langsung di implementasikan bagi UMKM di berbagai sektor, dan sesuai arahan Bapak Menaker Prof Yassierli bahwa Kemnaker akan terus melakukan upaya peningkatan kompetensi masyarakat supaya siap terjun ke dunia kerja yang setiap tahunnya sangat dinamis serta kami mengharapkan supaya para kepala daerah bisa memetakan kebutuhan pelatihan berdasarkan potensi unggulan daerahnya supaya tepat sasaran dalam program pelatihan di BLK Daerah dan atau berkolaborasi dengan UPTP BLK Kemnaker dalam merancang program pelatihan”, pungkasnya
*Biro Humas Kemenaker*