JABAR, (18/9) – Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMKP) mengembangkan Eco Office di Depok, Jawa Barat sebagai upaya mengantisipasi kekhawatiran krisis air dan pangan.
Program kolaboratif yang melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Kota Depok, dan Institute Hijau ini, dilaksanakam di kantor Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok. Peluncuran Eco Office ini sendiri ditandai dengan ‘Pekan Generasi Hijau’ melalui kegiatan penanaman pohon bersama yang bertujuan untuk menjaga kawasan hijau serta daerah serapan air di tengah lingkungan perkotaan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP), I Nyoman Radiarta menjelaskan bahwa konsep Eco Office ini diwujudkan sebagai lingkungan kerja yang ramah lingkungan, sehat, dan berkelanjutan. Dengan penanaman pohon, siklus dan kualitas air tanah tetap terjaga. Hal ini juga berkontribusi langsung terhadap kelestarian habitat ikan hias, memastikan keseimbangan ekosistem yang berkelanjutan.
“Air yang bersih dan ekosistem darat yang sehat sangat mempengaruhi kelangsungan hidup habitat ikan hias, yang merupakan bagian penting dari ekosistem perairan. Ini sejalan dengan prinsip Ekonomi Biru yang mengedepankan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam,” terang Nyoman dalam siaran resmi KKP di Jakatra, Rabu (18/9/2024).
Lebih lanjut, Nyoman menyebut bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung Gerakan Green Youth Movement, yang bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga daerah tangkapan air dan lingkungan hidup melalui aksi nyata, seperti penanaman pohon.
“Eco Office ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai komunitas, sekolah, lembaga lingkungan, serta relawan Generasi Hijau terlibat dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Joni Haryadi, menerangkan bahwa Eco Office BRBIH adalah model kantor yang menerapkan prinsip keberlanjutan lingkungan dalam setiap aktivitasnya.
“Dengan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan, kami tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, tetapi juga turut serta menjaga keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang penting bagi budidaya ikan hias,” ucapnya.
Dalam menjaga keanekaragaman hayati, sebanyak 500 pohon, termasuk Durian, Alpukat, Jati, Sirsak, Jambu Merah, Nangka, Sengon, dan Tabebuya, pun ditanam di lahan Kantor BRBIH.
Sebagai bagian dari upaya global untuk memitigasi perubahan iklim, penanaman pohon ini juga menggunakan LoCa Soil, yang merupakan produk inovasi BRBIH dari hasil samping budidaya maggot. LoCa Soil adalah pupuk organik dengan kandungan unsur hara yang sangat baik.
Melalui aksi kolaboratif ini, BRBIH dan para mitra berharap dapat menginspirasi generasi mendatang untuk terus menjaga lingkungan dan menjamin keberlanjutan ekosistem darat maupun perairan.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai atau perwakilan BPDAS Ciliwung Citarum, Kepala Balai atau perwakilan BPLHK, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bogor, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, serta Kepala atau perwakilan Perhutani Bogor.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak seluruh jajarannya untuk terus melakukan inovasi, khususnya dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.
*HUMAS BPPSDM*