Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menghadiri ASEAN Rural Culture Expo yang digelar di kawasan Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian ASEAN’s Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Education (SOMRDPE) Indonesia yang telah dimulai sejak 24 Juli 2023.Menteri yang akrab disapa Gus Halim ini mengungkapkan bahwa desa-desa di Indonesia telah Go Internasional. Bukti nyata dari hal ini terlihat ketika dirinya menghadiri pertemuan di Bangkok dan menyampaikan data mikro serta target capaian yang berkelanjutan (SDGs Desa), yang mendapat respons positif.
Selama tiga hari di Yogyakarta, telah digelar pertemuan pertama Jejaring Desa ASEAN, dimana kepala desa Indonesia bertemu dengan kolega dari negara-negara ASEAN lainnya.
Gus Halim juga mengajak seluruh komponen bangsa untuk mendukung program pembangunan desa. Salah satunya, dengan menggelar event di kota tertentu, para peserta diharapkan menyempatkan waktu untuk berkunjung ke desa wisata terdekat.
“Sebagai contoh, selama kegiatan di Yogyakarta, Kemendes PDTT tetap melakukan kegiatan di Tebing Breksi dan Welcome Dinner di Desa Mangunan. Ini merupakan bagian penting dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia,” ungkapnya, Gus Halim yang juga mantan Ketua DPRD Jawa Timur.
Pada acara tersebut, Menteri Gus Halim juga memberikan plakat penghargaan kepada 10 Desa yang masuk dalam ASEAN Village Network. Beberapa di antaranya adalah Sambirejo (DIY), Mangunan (DIY), Manang (Bangka Belitung), Cibiru Wetan (Jawa Barat), dan Desa Kumbang Kuning (Nusa Tenggara Barat).
Untuk menghormati delegasi dari negara-negara ASEAN lainnya, Gus Halim memberikan Buku tentang SDGs Desa kepada perwakilan mereka yang hadir.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, menyatakan bahwa DIY memiliki kekhasan dan potensi yang harus dikembangkan. Sesuai dengan target Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pertumbuhan ekonomi didorong hingga ke desa-desa. DIY memiliki tiga unsur khusus yaitu Kota Budaya, Kota Pendidikan, dan Kota Wisata. Ketiga unsur tersebut memiliki peranan penting dalam perekonomian. Oleh karena itu, BPD DIY memiliki misi untuk menumbuhkan perekonomian di daerah sesuai dengan karakteristiknya.
Igede Pawana Kepala Desa Duda Timur, Selat, Karangasem saat ditemui awak media menyampaikan pertemuan bersama teman-teman dengan Negara ASEAN sangatlah perlu, agar kita bisa sharing bagaimana baiknya bisa membangun, agar kita bisa sharing bagaimana membangun desa. Bagaimana membuat planform nanti untuk negara-negara ASEAN bersama-sama bembuatkan digitalnya agar bisa membantu UMKM di negara-negara ASEAN serta Pariwisata dan OVO yang ada di negara-negara ASEAN ini bisa dipublikasikan lewat digital kita, jelas Igede Pawana.
Dalam acara ini kita membawa manisan Salak, Arak (yang udah mempunyai Pita Cukai dan lain-lainnya. Harapannya kita setelah diskusi selama dua hari penuh ini banyak hal-hal yang ingin kita kembangkan nanti terutama di bidang pariwisata di Negara ASEAN ini bisa saling bertukar, jelas Igede Pawana.
Kunjungan pak Menteri desa di stan desa Duda Timur yang kebetulan dikukuhkan pak menteri sebagai desa perwakilan ASEAN Village network tentang teknologi dan pak menteri juga mengapresiasi hasil pengolahan salak yang dikembangkan desa Duda Timur yang merupakan desa binaan dari komdes Duda Timur. Salak yang di olah menjadi kurma salak, permen salak, rujak salak, madu salak dan lain-lain, tambah Igede Pawana.
Tentunya kita sangat bahagia dengan apresiasi Pak Menteri menjadikan desa Duda Timur, Kecamatan Selat, menjadi desa digital dan selama ini menjadi Base Office oleh kementerian desa tentang 6 desa digital, pungkas Igede Pawana.
(Red)