Beranda / Hukum / Terisolir dan Makin Tidak Nyaman, Warga Swadaya Buntu Limo Minta Atensi Ridwan Kamil

Terisolir dan Makin Tidak Nyaman, Warga Swadaya Buntu Limo Minta Atensi Ridwan Kamil

Share:

DEPOK – Situasi sulit akibat dampak pekerjaan proyek tol Cisalak Jagorawi (Cijago) seksi 3 terus dialami Rizki dan beberapa warga lainnya yang berlokasi di jalan Swadaya Buntu RT.002 RW.06 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.
Pasalnya, 7 dari 14 keluarga yang terisolir dan masih bertahan di kawasan areal proyek tol tersebut mengaku ketersediaan air bersih nya semakin sulit didapatkan meski pihak kontraktor proyek sudah berupaya membantu membuatkan sumur galian baru untuk dialirkan ke rumah-rumah warga. Namun, karena keterbatasan debit air, kelangkaan air bersih tidak lagi bisa dihindari dan menjadi persoalan krusial bagi warga setempat.

“Mau tidak mau saya dan keluarga juga harus pindah dari rumah ini, karena memang sudah tidak sanggup lagi bertahan dengan kondisi yang tidak nyaman seperti ini. Air untuk keperluan sehari-hari semakin langka dan tiap malam sering dikagetkan dengan getaran tanah yang semakin kuat akibat pekerjaan proyek tol,” ungkap Rizki saat diwawancara awak media ini, Rabu (31/5/2023).

Rizki yang didampingi Zainudin juga berharap kehadiran pemerintah di tengah warga yang sedang dilanda kesulitan seperti itu. Terlebih kesulitan tersebut muncul akibat dampak dari proyek yang diselenggarakan oleh pemerintah.

“Kami mohon para pihak terkait dan pejabat pemerintah daerah setempat agar memperhatikan kami juga. Kami ini tidak berjumlah banyak dan merasa sudah sangat terisolir, jauh dari kerumunan warga lain dan sehari-hari nya dihadapi dengan suara bising kendaraan proyek dan debu. Tolonglah agar ini diperhatikan,” terang Rizki.

Dari informasi yang diterima warga, kawasan jalan Swadaya Buntu termasuk areal yang masuk dalam penetapan lokasi (penlok) revisi/tambahan yang akan dilakukan percepatan penyelesaiannya. Informasi tersebut diterima warga saat menghadiri undangan sosialisasi dan pendataan awal di aula Kecamatan Limo yang dihadiri para pejabat pemerintah provisi Jawa Barat dan pihak terkait lainnya pada 4 April 2023 lalu.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada progres kapan akan dilakukan pengukuran dan pembebasan lahan sehingga warga tidak lagi dilanda kecemasan dan ketidakpastian situasi.

“Kita ini warga dibuat bingung, kenapa kok kita ini diterbelakangi, padahal imbasnya dengan kondisi seperti ini bisa dibilang sangat tidak manusiawi, jadi warga di sini mohon perhatian dari pemerintah, karena yang tinggal di sini manusia bukan binatang,” imbuhnya.

“Sejak pertemuan lalu di kecamatan belum ada lagi tindak lanjutnya, padahal infonya mau dilakukan percepatan setelah lebaran, namun sampai sekarang belum ada informasi apa-apa,” tambahnya.

“Kemarin juga sempat saya tanyakan ke pak lurah saat datang mengunjungi warganya, tapi pak lurah juga katanya serba salah karena hal ini bukan kewenangannya, begitupun waktu ditanyakan ke BPN, jawabannya BPN baru bisa bekerja setelah menerima keputusan penlok baru karena itu menjadi dasar hukum dia,” lanjut Rizki.

“Mohon maaf, kita bukan melihat dari nilai gusuran nya saja, tapi kami tekankan bahwa tempat ini memang sudah tidak layak untuk manusia bertempat tinggal, saya pribadi dan beberapa tetangga lainnya pun akhirnya menyerah dalam artian keluar dari lingkungan ini, terpaksa mengeluarkan uang guna mengontrak di tempat lain untuk mendapatkan kenyamanan, padahal belum dibayar. Jangankan dibayar, diukur saja belum,” jelasnya.

“Tolong perhatian pak gubernur kita yang terhormat pak Ridwan Kamil dan mungkin juga pak walikota Depok untuk membantu menjelaskan sebagai penyambunglah agar pak gubernur segera memproses penlok barunya. Kalau bisa pak gubernur langsung datang ke sini, jangan datang ke tempat lain terus, monggo silahkan dan kita akan sambut agar pak gubernur tidak menganggap warga hanya mengada-ada, tapi benar-benar melihat situasi apa adanya yang seperti ini,” tandasnya.

Sementara itu, Zainudin juga menambahkan, bagi warga yang punya uang cukup, mungkin masih bisa mengontrak rumah di tempat lain yang lebih nyaman, namun bagi warga yang memiliki keterbatasan tentunya terpaksa harus bertahan dengan situasi yang sudah tidak manusiawi ini.

“Jadi saya mohon kepada pak gubernur yang sebentar lagi akan menyelesaikan masa baktinya, tolong bantulah kami pak, supaya ada jasa bagi warga Swadaya Buntu dan bisa dikenang di kemudian hari,” pungkasnya.

(Red/Vero)

Lihat Juga

Tim Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara (Binus) Bantah Adanya Bullying Di Binus School Simprug

Jakarta, Tim kuasa hukum Yayasan Bina Nusantara (Binus) buka suara tentang dugaan kasus perundungan Binus …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *