Jakarta, Sejumlah Ibu ibu dari Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) mendatangi kementerian BUMN meminta penurunan harga BBM yang dirasa memberatkan kehidupan rakyat banyak.
Minggu lalu kita geruduk BUMN meminta audiensi dengan pimpinan untuk tidak menaikkan BBM. Mereka menjanjikan 3 hari untuk ketemu tetapi waktu kita follow up mereka selalu ingkar dan sibuk termasuk yang di Pertamina ungkap Menu Wulandari di Jakarta, Senin (5/9/22).
Nah setelah itu tidak taunya BBM dinaikkan oleh Pemerintah seperti yang kita ketahui saat ini. Efek domino akibat kenaikan BBM menyebabkan banyaknya harga harga kebutuhan pokok naik dan tarif tarif kendaraan pasti akan naik. Kemarin saja sudah ada bis antar kota sudah menyesuaikan tarif beber Menu.
Padahal belum lama ini menurut Menu, tarif listrik kita baru naik. Kita kan emak emak bagaimana caranya mencukupi gizi anak anak kita pada saat harga barang barang naik dan banyak sekali kebutuhan kebutuhan yang kita penuhi.
Intinya kita minta pertanggungjawaban pihak yang terkait yaitu BUMN, Pertamina dan kita juga mewakili pihak ojek on line (ojol). Mereka mencari nafkah habis untuk biaya satu hari. Kalau BBM naik semua akan terdampak kepada rakyat.
Pemerintah mencari jalan keluar lain. Sumber daya alam kita kaya.
Subsidi BBM kita dibatasi tetapi untuk pembangunan IKN dan infrastruktur yang ada di Indonesia tidak diberhentikan. Artinya mereka tidak mau berkorban untuk rakyat tetapi mau berkorban untuk oligarki cetus Menu.
Dengan kenaikan BBM dan APBN tidak mau membantu rakyat dengan subsidi. Dana subsidi pembangunan IKN dan pembangunan infrastruktur harusnya dialihkan ke rakyat. Sekarang lebih penting mana membangun infrastruktur IKN atau membantu mensejahterakan rakyat yang jelas jelas kita semua terpuruk jatuh dengan akibat harga yang melambung tinggi akibat kenaikan BBM pungkas Menu.
Kita mengharapkan rakyat Indonesia turun ke jalan. Sadar kedaulatan adalah di tangan rakyat. Pemerintah hanya bisa berjanji tapi tidak ada action. Jadi kita wajib bergerak bersama rakyat kompak.
Bersuara saat ini menentukan nasib yang akan datang jadi sekarang tergantung kepada rakyat sendiri mau merubah nasib atau tidak. Tetap bersuara tetap bergerak dan tetap pada akal sehat, tutup Menu.
(Slamet)