Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kian memperkuat program UMKM melalui kerja sama regional tingkat ASEAN, dengan secara rutin turut serta hadir dalam pertemuan ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises (ACCMSME) yang dilaksanakan dua kali dalam setahun.
Pertemuan ini merupakan pertemuan ke-13 (13th ACCMSME and Related Meetings) yang dilaksanakan di bawah keketuaan dan Chair Myanmar, dengan berbagai agenda pembahasan mencakup isu dan inisiatif perihal pengembangan UMKM baik di level nasional maupun regional ASEAN.
Forum Kerja sama regional ACCMSME dihadiri oleh perwakilan Kementerian/Lembaga yang membidangi UKM di negara-negara ASEAN.
Delegasi Kementerian Koperasi dan UKM selaku focal point Indonesia hadir secara virtual dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Hubungan Antar Lembaga, Luhur Pradjarto selaku Head of Delegation (HoD) ACCMSME.
Adapun perwakilan dari Kedeputian Usaha Mikro, Kedeputian Usaha Kecil dan Menengah serta Kedeputian Kewirausahaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, LLP-UKM, Asosiasi Bersama Coop, Kementerian Investasi/BKPM, turut memperkuat delegasi dan hadir secara relay zoom.
Pada forum ACCMSME, disampaikan juga capaian implementasi dari berbagai inisiatif yang telah dilaksanakan baik pada level nasional maupun berbagai program kerja sama dengan mitra kerja sama ASEAN. Salah satunya terkait dengan pengembangan portal nasional UKM SMEsta yang merupakan bagian ASEAN ACCESS.
“Kami telah melakukan pengembangan portal SMEsta bersama GIZ, sebagai upaya agar promosi portal dapat dilaksanakan dengan lebih optimal dengan jangkauan yang lebih luas melalui identifikasi beberapa Network Partners (NP) potensial yang dapat membantu optimalisasi SMEsta, yakni Bersama Coop, ICC Indonesia, PISagro, UKM Indonesia dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL),” jelas Luhur selaku Head of Delegation (HoD), pada acara ACCMSME and Related Meetings beberapa waktu lalu, Jakarta.
Selain pemanfaatan ASEAN ACCESS sebagai upaya optimalisasi teknologi web portal bagi UKM, pertemuan juga membahas beberapa hal. Pertama, project ASEAN SME Academy yang dikembangkan atas dukungan dari US-ASEAN Business Councill (US-ABC).
Guna mengoptimalkan kehadiran ASEAN SME Academy, Indonesia mengusulkan project bertajuk, ‘Creativity-Innovation-Entrepreneurship-Leadership Marketing for ASEAN SMEs,’ yang akan diimplementasikan berkolaborasi dengan Markplus Institute guna memperkaya materi terkait Marketing Entrepreneurship pada platform tersebut.
Kedua, membahas project ‘Go Digital ASEAN’ yang didukung oleh The Asia Foundation dan pendanaan dari Google. Project ini bertujuan untuk memberikan pelatihan digital bagi usaha mikro di negara ASEAN.
Rencananya, project Go Digital ASEAN Phase 2 akan dilaksanakan dari September 2022 hingga Januari 2024 dengan target 200 ribu usaha mikro di negara anggota ASEAN termasuk Indonesia.
Pada fase 1 (2020-2022), jumlah peserta yang telah mengikuti pelatihan asal Indonesia mencapai 2.084 untuk trainer dan 25.778 orang pelaku usaha. Dalam kerangka kerja sama ASEAN-ROK yang berkontribusi memberikan dukungan secara komprehensif pada pengembangan start-up di ASEAN.
Hal ini dibuktikan dengan partisipasi Indonesia dalam beberapa program kerja sama bilateral antara ASEAN dan Korea. Di antaranya Ecothon Indonesia, Training Course for Business Coach, Co-Host untuk The 3rd Korea-ASEAN Business Model Competition (BMC) dan kerjasama pengembangan website ABINet.
“Khusus untuk BMC, kepada anggota negara ASEAN diminta agar mendorong start-up di setiap negara ASEAN untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut,” jelas Luhur.
Pada momen dialog antara ACCMSME dengan agency of Japan, dilakukan pembahasan tentang kemungkinan akan dilanjutkan kembali project ASEAN Mentorship for Entrepreneur Network (AMEN) fase 2 dengan dukungan pendanaan dari pemerintah Jepang.
Luhur menyebut, Indonesia menyampaikan ketertarikan untuk kembali berpartisipasi di project tersebut setelah mengikuti pada fase sebelumnya.
“Project ini sangat sesuai untuk mendukung pengembangan para mentor untuk pelaku usaha di Indonesia, guna mendukung peningkatan indeks kewirausahaan di Indonesia,” pungkasnya.
(Red)
Sumber :
*Humas Kementerian Koperasi dan UKM*
*Medsos resmi: @Kemenkopukm*