JAKARTA (15/1) – Dalam upaya mendorong program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya pengembangan budidaya ikan endemik di Kalimantan Selatan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) hadir memberikan stimulan kepada sejumlah pembudidaya yang memiliki perhatian terhadap kelestarian ikan endemik lokal.
Akselerasi tersebut dilakukan sebagai percepatan produksi, agar kelanjutan budidaya ikan lokal di Kalimantan Selatan tetap berjalan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu memberikan secara langsung stimulan kepada kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) di BPBAT Mandiangin, (8/1/2022), lalu.
Stimulan yang diserahkan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di Mandiangin antara lain bantuan benih ikan sebanyak 1 juta ekor untuk 21 kelompok pembudidaya ikan di Provinsi Kalimantan Selatan, dan 300 ribu ekor untuk 12 kelompok pembudidaya ikan di Provinsi Kalimantan Tengah, terutama untuk mendukung pembangunan Kampung Papuyu di Kabupaten Pulang Pisau dan Kampung Patin di Kabupaten Kapuas.
Tidak hanya itu, komitmen untuk mengembangkan budidaya ikan lokal juga ditandai dengan penyerahan bantuan induk ikan Gabus Haruan sebanyak 5 paket dalam rangka mendukung Kampung Gabus Haruan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) serta calon induk nila sebanyak 1.000 ekor di Kabupaten Banjar.
Bantuan Sarana Model Pembenihan Ikan Gabus Haruan di masyarakat juga diberikan sebanyak 2 paket untuk mendukung pembangunan kampung gabus haruan di Kabupaten HSS dan Kabupaten HST senilai Rp300 juta.
Selain input produksi seperti benih dan sarana model pembenihan, KKP juga menggelontorkan pinjaman modal kerja dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) antara lain Rp70 juta kepada 3 pelaku usaha perikanan budidaya di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Rp523 juta disalurkan kepada 13 pelaku usaha perikanan budidaya Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Rp620 juta rupiah yang disalurkan kepada dua pelaku usaha perikanan budidaya di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tebe sapaannya, berpesan kepada penerima stimulan agar memanfaatkan bantuan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memproduksi ikan yang berkualitas dan memiliki daya jual yang tinggi. “Saya berharap stimulan yang diberikan bisa meringankan para kelompok pembudidaya ikan dan tetap geliat meskipun pandemi Covid-19 belum akan selesai, untuk itu agar stimulan digunakan sebagaimana mestinya,” ujar Tebe.
Selain memberikan bantuan, pihaknya sengaja datang ke BPBAT Mandiangin untuk memastikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) perpanjangan tangan KKP di Mandiangin itu berjalan dengan baik. Tebe berpesan kepada Kepala BPBAT Mandiangin untuk meningkatkan skalanya agar bisa lebih besar lagi. “Saya berharap skalanya bisa ditingkatkan, bukan hanya di Kalimantan saja,” harap Tebe.
Pasalnya, di tahun 2022 DJPB harus memenuhi target produksi perikanan budidaya sebesar 18,77 juta ton. Sambil menerangkan kepada kelompok pembudidaya ikan dan pemerintah daerah dalam forum diskusi yang diprakarsai oleh BPBAT Mandiangin bersama stakeholder dengan tema “Akselerasi Program Terobosan Pembangunan Perikanan Budidaya”, Tebe mengajak untuk membantu networking para pelaku usaha perikanan budidaya baik dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tujuannya agar bisa saling bersinergi membantu memenuhi target produksi perikanan budidaya. “Target produksi perikanan budidaya di tahun 2022 sebesar kurang lebih 8,69 juta ton untuk ikan, termasuk ikan lokal masuk dalam data statistik. Sisanya 10,08 juta ton untuk rumput laut. Jadi ikan lokal termasuk komoditas berperan sangat penting didalam kancah produksi perikanan budidaya,” jelas Tebe.
Menanggapi hal tersebut, Tebe menyampaikan kepada stakeholder untuk tetap bisa berkoordinasi dan bekerja sama. “Kami akan terus berkomunikasi untuk terus bersinergi, karena menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memenuhi kebutuhan induk dan benih berkualitas, khususnya ikan lokal di Kalimantan Selatan seperti Papuyu dan Gabus Haruan,” pungkasnya.
Sementara, Kepala BPBAT Mandiangin, Andy Artha Donny Oktopura mengatakan forum diskusi tersebut menjadi momentum untuk menyampaikan dukungan BPBAT Mandiangin dalam pelaksanaan program terobosan KKP untuk pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.
BPBAT Mandiangin siap berkomitmen dalam berbagai bentuk dukungan di antaranya penyediaan induk unggul dan benih bermutu, bantuan sarana dan prasarana budidaya serta pendampingan teknis. “Berbagai macam stimulus ini diharapkan dapat membangkitkan semangat pembudidaya dan menggerakkan perekonomian lebih baik dengan membawa prinsip keberlanjutan usaha,” tukas Andy.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, Darliansjah. Pihaknya mengaku mengapresiasi langkah KKP, menurutnya Kalimantan Tengah merasa terbantu dengan program KKP. Selama ini bantuan KKP juga telah menyentuh budidaya perikanan di Kalteng. “Selama ini sinergitas dengan KKP sangat baik, kami sangat yakin dengan program terobosan KKP. Kalau ini terus dilakukan kami yakin Kalimantan bisa menyumbang dalam memenuhi target produksi perikanan budidaya,” tukas Darliansjah.
Senada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Rusdi Hartono menyampaikan pihaknya juga sangat mendukung dan berkomitmen dalam pembangunan kampung perikanan budidaya. Serta siap bersinergi untuk akselerasi pelaksanaan program terobosan KKP untuk pembangunan kampung perikanan budidaya yang berbasis kearifan lokal serta pengembangan komoditas bernilai ekonomis tinggi untuk ekspor.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan implementasi program terobosan tersebut sesuai dengan prinsip ekonomi biru, di mana menjaga kesehatan ekologi menjadi syarat utama. Menurutnya, ekosistem perikanan yang sehatlah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.
(Red/Slamet)