Jakarta,20-12-2021 – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong tumbuhnya industri karaginan guna substitusi impor sekaligus memasok bahan penolong industri pengguna berikutnya. Target tersebut cukup beralasan lantaran Indonesia merupakan produsen rumput laut jenis Cottonii terbesar di dunia serta produsen nomor dua untuk jenis Gracilaria.
“Kedua jenis rumput laut tersebut merupakan bahan baku industri karaginan dan agar yang dapat memberikan nilai tambah di dalam negeri,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat membuka SeaweedFest 2021, Senin (20/12/2021).
Menteri Trenggono menambahkan, rumput laut berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bahkan, dia menyebut rumput laut juga memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global.
Menurutnya, negara beriklim tropis seperti Indonesia memiliki potensi beraneka ragam rumput laut bernilai ekonomi tinggi.
“Rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial untuk menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” sambungnya.
Melalui kegiatan ini, Menteri Trenggono mengajak publik melihat perkembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional, sekaligus juga untuk mengetahui potensi dan status pemanfaatan jenis rumput laut Indonesia yang bernilai tinggi. Dengan melihat potensi tersebut, dia berharap link and match antara hasil penelitian/pengembangan rumput laut dengan pelaku industri rumput laut guna memajukan industri rumput laut nasional.
“Saya menyambut baik kegiatan dari komunitas Tropical Seaweed Innovation Network, yang melakukan pengembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional, baik untuk bahan penolong industri juga untuk inovasi-inovasi produk yang ramah lingkungan, seperti bioplastik rumput laut,” terangnya.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti memaparkan, ajang yang digelar bersama Tropical Seaweed Innovation Network (TSIN) mengusung tema “Tropical Seaweed: Solution to The World”. Selama satu hari penyelenggaraan, para pengunjung disuguhkan dengan beragam inovasi produk dan teknologi rumput laut yang dibagi dalam 4 paviliun yaitu State of The Art, Frontier, Blue Economy: The Solutions dan The Enablers.
“Ajang SeaweedFest2021 ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan dan diharapkan dapat dilaksanakan setiap tahun,” ujar Artati.
Sebagai informasi, SeaweedFest 2021 secara hybrid digelar tanggal 20 Desember 2021 bertempat di Ballroom KKP, dengan rangkaian kegiatan terdiri dari exposure rumput laut Indonesia, link and match (research – industry), lifetime achievement award, talkshow TSIN, coaching clinic olahan rumput laut, dan acara lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, ditunjukkan sejumlah inovasi produk seperti bioplastik rumput laut, kapsul rumput laut, pupuk rumput laut, penyembuh luka kombinasi alginat dengan albumin ikan gabus, dan beragam produk lainnya.
(Red/Slamet)