Jakarta,16-12-2021 – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bertemu Duta Besar Portugal untuk Indonesia, Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso dan Duta Besar RI untuk Portugal, Rudy Alfonso di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2/2021). Pertemuan membahas beberapa isu kerja sama bilateral Indonesia-Portugal di antaranya upaya pembentukan dialog kemaritiman, termasuk potensi kerja sama di bidang kelautan dan perikanan yang berkaitan dengan industri pengolahan ikan.Portugal merupakan negara dengan tingkat konsumsi ikan yang cukup tinggi. Selain itu, terdapat beberapa industri perikanan ikan kaleng skala besar yang tentunya membutuhkan bahan baku berkualitas.
Beberapa produk perikanan Indonesia yang laris di pasar global adalah udang, tuna cakalang tongkol, rajungan kepiting, cumi sotong gurita, serta rumput laut. Negara pengimpor terbesar produk perikanan Indonesia adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa.
Menteri Trenggono mengatakan, Indonesia juga terbuka dengan investasi untuk percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Untuk mendorong akselerasi tersebut, KKP telah menyiapkan program terobosan berupa kebijakan penangkapan terukur.
Kebijakan penangkapan dengan sistem zonasi dan kuota tersebut sebagai upaya menyeimbangkan antara kepentingan ekologi dan ekonomi. Di samping itu, kebijakan tersebut untuk menjamin kualitas produk perikanan yang dihasilkan.
“Industri perikanan sedang kami tingkatkan pertumbuhannya, dan peluang ini terbuka selama tidak mengganggu kelestarian ekologi,” ujar Menteri Trenggono dalam pertemuan tersebut.
Indonesia dan Portugal sejauh ini belum memiliki perjanjian kerja sama kelautan dan perikanan, namun sama-sama terlibat dalam pembentukan High Level Panel for an Economy Sustainable Development of the Oceans pada tahun 2018. Dua negara maritim ini juga saling mendukung dan memperjuangkan isu-isu kemaritiman, khususnya tentang kesehatan laut.
Potensi kerja sama bahkan tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga lingkungan, infrastruktur maritim, teknologi perikanan budidaya, hingga budaya maritim dan pembangunan kapasitas sumber daya manusia, termasuk perlindungan pekerja migran Indonesia ABK kapal perikanan Portugal. Menteri Trenggono meyakini, kerja sama akan memberi banyak keuntungan bagi dua negara. Bahkan, Duta Besar Rudy Alfonso menggarisbawahi pentingnya kerja sama budaya maritim merujuk pada catatan panjang sejarah kedua bangsa yang secara geografis menghadap samudera. Salah satunya terkait sunken wreck untuk konservasi maritim.
Sementara itu, Duta Besar Portugal H.E Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso menilai kerja sama dua negara memang sangat potensial. Untuk itu, dia akan menyampaikan hasil dialog dengan Menteri Trenggono ke pemerintahannya. Ia juga mengundang Menteri Trenggono untuk menghadiri UN Ocean Conference yang akan diselenggarakan di Lisabon pada 27 Juni – 1 Juli 2022.
(Slamet/Red)