Bojonegoro – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berkomitmen menumbuhkan koperasi-koperasi sehat di Indonesia. Untuk itu, ia meminta koperasi-koperasi kecil segera merger membentuk koperasi besar.
Koperasi Karyawan Redrying (Kareb) Unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) Kapas di Bojonegoro, Jawa Timur misalnya. Koperasi ini digagas oleh sekitar 76 orang pekerja Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro (PPTB) pada tahun 1976. Koperasi Kareb saat ini memiliki total aset mencapai Rp160 miliar, 28 unit armada angkutan pribadi, dan mempekerjakan sekitar 1.900 orang yang 90 persennya merupakan ibu rumah tangga.
Menurut MenKopUKM, apa yang dilakukan Koperasi Kareb bisa menjadi contoh bagaimana koperasi yang sehat ini makin diperbesar skala bisnisnya sehingga memperbesar pula penyerapan tenaga kerja dan memberikan manfaat kepada perekonomian daerah maupun nasional.
“Kami sangat serius dalam mengembangkan koperasi-koperasi sehat di daerah. Di mana koperasi kecil-kecil baiknya merger saja. Koperasi ini sebagai instrumen mengkonsolidasikan usaha mikro baik di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan lainnya,” kata Teten saat mengunjungi pabrik tembakau Koperasi Kareb di Bojonegoro, Jatim, Kamis (21/10/2021).
Dalam kesempatan tersebut, MenKopUKM yang didampingi Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah beserta Direktur Utama Koperasi Kareb Sriyadi Purnomo dan Kepala Hubungan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk Ishak Danuningrat turut menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Koperasi Kareb dengan KUD Mina Tani terkait produk-produk distributor dan UKM.
Lebih lanjut Teten menuturkan, KemenKopUKM juga sedang menginventarisasi koperasi-koperasi mana saja yang bisa di-scaling up.
“Pengalaman dari koperasi di luar negeri itu tumbuh karena merger. Ini kami piloting, supaya koperasi jadi kekuatan yang besar,” tegasnya.
KemenKopUKM, sambung Teten, telah menyediakan LPDB-KUMKM guna memperkuat pembiayaan koperasi sebagai agregator. Bagaimana menyiapkan koperasi bermitra dengan usaha besar. Supaya yang usaha besar dan kecil ini tidak bersaing, tetapi justru bermitra. UMKM, katanya, harus terhubung dalam rantai pasok ekonomi global.
“Ke depan persaingan global akan dimenangkan oleh kekuatan dalam inovasi,” ujarnya.
Pemerintah pun menargetkan, sebanyak 30 juta UMKM terhubung dalam ekosistem digital di tahun 2024. Di mana saat ini baru sekitar 15,9 juta UMKM yang terhubung secara digital.
“Untuk menggenjot ini makanya disasar kota-kota kedua seperti di Bojonegoro supaya adaptasi UMKM digital lebih cepat tercapai,” imbuh MenKopUKM.
*Omzet Hingga Rp164 Miliar*
Direktur Utama Koperasi Kareb Sriyadi Purnomo mengatakan, tahun 2013 Koperasi Kareb mendapat pinjaman dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar dan di tahun 2020 sebesar Rp9 miliar, serta mendapat relaksasi pinjaman di tengah pandemi Covid-19. Sepanjang 2020, Koperasi Kareb meraih omzet Rp164 miliar dan pajak yang di bayarkan ke negara sekitar Rp18 miliar.
Saat ini, Koperasi Kareb memiliki lima unit usaha yaitu Unit Simpan Pinjam, Unit Jasa Processing Tembakau (Redrying & Threshing), Unit SKT (Sigaret Kretek Tangan), Unit Pertokoan, dan Unit Transportasi.
“Per tahun, Koperasi Kareb memproses sekitar 25.000 ton tembakau atau sekitar 70 persen untuk kebutuhan pabrikan rokok lokal termasuk memenuhi kebutuhan tembakau Sampoerna dan 30 persen untuk kebutuhan ekspor,” rinci Sriyadi.
Untuk membendung menjamurnya ritel-ritel modern hingga ke desa-desa, Koperasi Kareb membentuk Unit Pertokoan. Unit Pertokoan memiliki dua sub unit yaitu Ritel Modern dan Distributor. Sub Unit Ritel modern (Toserba Kareb) merupakan mini market yang melayani semua kebutuhan anggota, karyawan, dan masyarakat. Toserba Kareb bekerja sama dengan para pelaku UMKM di area Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan.
Kepala Hubungan Eksternal HM Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, pandemi Covid-19 telah memukul usaha Sampoerna tak hanya terdampak bagi kesehatan para pekerja tapi juga bisnisnya.
Kunci untuk bertahan, sambung Ishak, dengan meningkatkan protokol kesehatan serta beradaptasi dengan kenormalan baru. Saat ini total 65 ribu karyawan Sampoerna yang langsung atau tidak langsung sekitar 97,4 persennya telah tervaksinasi.
“Fokus perlindungan karyawan bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional. Kami juga terus memotivasi toko kelontong dalam program SRC sebanyak 150 ribu anggota di seluruh Indonesia. Kami percaya, UMKM memiliki posisi penting dalam menjaga ekonomi nasional dan daerah. UMKM mampu menyerap tenaga kerja secara luas,” pungkasnya
(Red)