Bukittinggi – Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan vokasional bagi usaha mikro di sektor peternakan dan perikanan. Kedua sektor ini merupakan bidang usaha yang sangat banyak ditekuni oleh pelaku usaha mikro sehingga perlu peningkatan kompetensi pelaku usahanya.
Pelatihan dibuka oleh Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya, di Bukittinggi, Kamis (14/10/2021) yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bukittinggi Isra Yonza.
Eddy mengatakan pelatihan dilakukan untuk membantu pelaku usaha bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19 dan pelaku usaha didorong untuk terus dapat menjalankan usahanya.
Sektor peternakan dan perikanan sangat potensial karena sektor budidaya dan penangkapan terus berkembang. Perikanan budidaya terus mengalami peningkatan, seperti misalnya, budidaya lele yang banyak dikelola oleh masyarakat. Lele telah diekspor ke Thailand, Inggris, Korea Selatan, Uni Eropa da Arab Saudi dengan nilai ekspor US$5,7 juta tahun 2019. Produk lele tidak hanya dalam bentuk ikan segara, tapi mengalami diversifikasi olahan, seperti olahan beku dan produk makanan kering. Potensi pasar yang luas ini menjadi sasaran peningkatan kompetensi pelaku usaha mikro
Kepala Dinas Kota Bukittinggi Isra Yonza mengatakan ada 7.454 pelaku UMKM dan 6.771 pelaku usaha mikro. Ia mengatakan kondisi UMKM di Kota Bukittinggi saat ini masih menghadapi berbagai kendala dan keterbatasan baik internal maupun eksternal antara lain, masih rendahnya kualitas SDM. Selain itu, kurangnya akses terhadap sumber modal, akses pasar, penguasaan teknologi, kemasan dari sebagian besar UMKM di Kota Bukittinggi masih sederhana, yaitu berupa kemasan yang di ikat karet, di lem menggunakan api/lilin, kantong kresek seadanya.
Dengan berbagai kekurangan kemampuan usaha itu, dikatakan Isra, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kemajuan perkembangan UMKM di Kota Bukittinggi dalam hal kualitas dan inovasi produk.
Sejumlah pelaku usaha yang ikut dalam pelatihan tersebut juga mengakui sangat membantu mereka mengembangkan usahanya. Eslim, salah seorang peserta yang juga pelaku usaha mikro pengolahan kerupuk kulit mengatakan sangat berbangga mendapat kesempatan ikut pelatihan terlebih pelatihan tidak hanya teori, tapi juga praktek.
(Red)