Beranda / Ekonomi / Standardisasi Furniture Ekspor, KemenKopUKM Siapkan Pembangunan Factory Sharing di Sragen

Standardisasi Furniture Ekspor, KemenKopUKM Siapkan Pembangunan Factory Sharing di Sragen

Share:

Sragen – Kementerian Koperasi dan UKM tengah mempersiapkan pembangunan factory sharing untuk klaster produk unggulan ekspor furniture di Sragen, Jawa Tengah. Dalam pembangunan factory sharing ini, KemenKopUKM siap menggelontorkan anggaran senilai Rp13 miliar.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat meninjau lahan yang akan dipersiapkan untuk pembangunan factory sharing sekaligus mengunjungi workshop furniture milik Mardi Furniture di Sragen, Selasa (28/9/2021). Dalam kesempatan tersebut, MenKopUKM juga didampingi Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah  KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Teten menegaskan, factory sharing merupakan solusi bagi UMKM di klaster furniture agar para perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam factory sharing ini, pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri. Mengingat furniture merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting.

“UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi. Sehingga produk UMKM punya kualitas yang tak kalah dengan industri. Ini membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Seperti pak Mardi tak perlu lagi menggunakan banyak alat karena bisa memberatkan ongkos produksi. Kalau di factory sharing, biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat,” imbuh Teten.

Tak hanya itu, ia  menegaskan,  bicara factory sharing juga tak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan offtaker. Agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor, juga penting merekrut SDM yang berkompeten.

“Kelembagaan yang perlu diperbaiki. Jadi, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak perajin yang berkualitas didukung pengembangan produk supaya bisa mengikuti selera market. Bukan hanya membangun factory sharing tapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional,” tegasnya.

Factory sharing, kata Teten, merupakan salah satu program prioritas kementeriannya. Saat ini anggaran tersedia dan lahannya  sudah ada. Namun catatannya, menurut Teten, dari kelembagaannya yakni koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para buyer.

“UMKM tak bisa sendiri-sendiri dengan buyer karena posisi bargaining-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat factory sharing,” imbuh Teten.

MenKopUKM turut mengapresiasi produk kursi dari Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia. Apalagi desain yang dibuat pun hasil inovasinya sendiri.

“Ini yang namanya membidik market demand yang ada, salah satunya furniture sebagai produk unggulan,” jelas Teten.

Di kesempatan yang sama, Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah  KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman menambahkan, untuk pembangunan satu factory sharing, kementerian telah mengalokasikan anggaran senilai Rp13 miliar.

“Sehingga diharapkan daya saing dan kualitas produk UMKM benar-benar memiliki standar mutu,” tegasnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati merinci, pembangunan lahan 7 ribu meter persegi dan ada 2 hektar lagi untuk pengembangan factory sharing. Di mana lahan ini merupakan aset milik Pemerintah Daerah (Pemda).

“Setiap dana dari pemerintah pusat programnya kan harus jelas. Sehingga lebih diutamakan aset milik pemda. Jadi, kami pastikan untuk lahan ini tak bermasalah sudah clear,” sebutnya.

(Red)

Lihat Juga

8 Pelabuhan Perikanan KKP Raih PUBS Kemenkes

JAKARTA, (12/12) – Delapan pelabuhan perikanan yang di kelola Kementerian Kelautan dan Perikanan meraih penghargaan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *