Beranda / Ekonomi / Titipku Garap Pasar Ngoto dan Piyungan jadi Pasar Digit

Titipku Garap Pasar Ngoto dan Piyungan jadi Pasar Digit

Share:
Titipku Garap Pasar Ngoto dan Piyungan jadi Pasar Digit
Titipku Garap Pasar Ngoto dan Piyungan jadi Pasar Digit

Yogyakarta, jejakprofil.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia mendorong koperasi dan pedagang pasar tradisional untuk merambah pangsa pasar online. Beberapa agenda telah disiapkan Kemenkop UKM, salah satunya program “Pengembangan Pasar Rakyat” yang berfokus pada proses digitalisasi pasar.

Kemenkop UKM menggandeng Titipku sebagai pelaksana program ini, sejak tahap survei pasar di Bulan Oktober 2020 hingga eksekusi program yang dimulai per 9 November 2020. Dari hasil survei, terpilih 2 pasar tradisional di Kabupaten Bantul, yakni Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan.

Pengurus Pasar Piyungan mencatat ada sekitar 900 pedagang di sana, namun usai disurvei diketahui jumlah pedagang di sana hanya sekitar 600 pedagang. Sementara di Pasar Ngoto ada sekitar 100 pedagang. Keduanya adalah pasar yang berusaha bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Pasar Ngoto dan Pasar Piyungan dipilih karena kedua tersebut dikelola oleh Koperasi. Koperasi di sini menjadi syarat penting karena pihak kementerian ingin adanya peran serta koperasi dalam program pengembangan pasar rakyat ini,” ungkap Stephanus Deo Aquino selaku penanggung jawab program.

Deo melanjutkan, bahwa Titipku bersama pihak Kemenkop UKM juga melihat kondisi lingkungan pasar. “Lingkungan sekitar perlu ditinjau juga, apakah bisa dan memungkinkan untuk dimasuki program digital,” ungkapnya.

Program “Pengembangan Pasar Rakyat” secara umum dibagi menjadi dua tahap besar, yakni tahap digitalisasi pasar dan tahap aktivasi ekosistem digital. Di tahap digitalisasi, Tim Titipku melakukan Jelajah, yakni proses memasukkan tiap pedagang di masing-masing pasar ke aplikasi Titipku.

Selama satu bulan proses Jelajah, Titipku berhasil membuat 110 toko online di Pasar Ngoto dan 207 toko online di Pasar Piyungan. Semua toko online yang didaftarkan ditahap awal ini masih dikelola oleh pihak Titipku.

Selanjutnya, di tahap aktivasi ekosistem digital befokus pada peningkatan transaksi digital dan peningkatan kesadaran bagi pedagang untuk mengelola toko onlinenya sendiri. Sejumlah promo disusun untuk meningkatkan transaksi digital, seperti potongan Rp100.000 untuk belanja Rp200.000 dan promo gratis ongkir tanpa minimal belanja. Sementara, upaya peningkatan kesadaran pengelolaan toko online secara mandiri dilakukan dengan pendekatan personal dengan para pedagang.

Selama sebulan proses, transaksi di Pasar Piyungan mencapai 840 transaksi. Sementara itu, di Pasar Ngoto ada 287 transaksi. Dari kedua pasar tersebut, produk terlaris yang dibeli adalah produk minyak goreng. Hasil transaksi dari kedua pasar melalui aplikasi Titipku mencapai ratusan juta Rupiah hanya dalam waktu yang singkat. Pedagang dan Pembeli bersemangat untuk mempelajari sistem transaksi di aplikasi Titipku dengan mencoba jual beli secara langsung.

Selanjutnya, di Pasar Piyungan ada 16 pedagang yang mau untuk mengelola toko onlinenya sendiri, sementara di Pasar Ngoto ada 9 pedagang.

“Peran koperasi di kedua pasar sangat besar dalam pelaksanaan program ini. Dari mulai tahap Jelajah, kami jadi lebih mudah untuk mengajak pedagang go online karena ada pihak koperasi yang mendampingi kami dan sudah mengabarkan adanya program ini sebelum kami memulai program,” kata Deo.

Deo melanjutkan, bahwa pengurus koperasi di kedua pasar juga turut terjun ke dalam pasar untuk membantu tim Titipku mendapatkan konsumen yang mau belanja secara digital. Para pengurus koperasi turut membagi brosur dan voucher, dan bahkan melakukan broadcast ke relasinya lewat sosial media dan aplikasi chatting.

“Program Pengembangan Pasar Rakyat ini telah membuktikan bahwa proses digitalisasi memungkinkan untuk dibuat, bahkan untuk area pasar tradisional di daerah yang bukan kota. Saya harap program ini bisa dilanjutkan agar nantinya seluruh pasar tradisional di Indonesia go-online,” pungkasnya.

Titipku didirikan oleh Ong Tek Tjan dan Henri Suhardja pada awal tahun 2017. Titipku merupakan perusahaan berbasis aplikasi personal shopper yang bisa membelanjakan kebutuhan konsumen di toko, pasar, ataupun warung yang ada di area mereka.

Titipku berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Bentuk-bentuk pelayanan yang bisa diberikan, antara lain memastikan produk yang dibelanjakan segar, berkualitas, dan sesuai dengan pesanan, garansi produk dengan mengganti barang yang rusak/tidak sesuai, dan mengantarkan pesanan sesuai waktu yang ditentukan oleh konsumen.

Aplikasi Titipku dapat diunduh di Google Playstore di tautan berikut ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha

Penulis : Slamet
Editor   : Elly

Lihat Juga

Logo Baru Diluncurkan, Menkop: Perkuat Citra Kementerian Koperasi

Jakarta – Kementerian Koperasi (Kemenkop) resmi meluncurkan logo baru setelah berpisah nomenklatur dengan Kementerian UMKM. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *