Keprihatinan Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute Iskandarsyah atas wabah dan juga perhatian pemerintah terhadap rakyatnya.

Jakarta – Pemberitaan seputar covid 19 yang kian lama bukan semakin surut tapi malah justru sebaliknya. Sudah ribuan anak bangsa kita jadi korbannya, lalu apa upaya pemerintah?, sudah cukup efektif kah PSBB versi pemerintah ini?

Ketika ditanyakan, Apakah sudah efektifkah Pemberlakuan SPBB oleh pemerintah?, kemudian apa efek jera bagi rakyat yang melakukan pelanggaran PSBB ini?, terus pemerintah akan berikan kompensasi apa untuk rakyat nya jika ini benar-benar dilaksanakan oleh rakyat nya?,

“semua masih abu-abu, semua masih belum jelas, action nya aja seperti yang serius, implementasi nya nol besar, karena saat ini rakyat sedang menunggu kejelasan juga dari pemerintah, karena rakyat pada posisi yang menjadi korban, harus jelas dunk kompensasi nya apa pada rakyat dari pemerintah.” Ungkap Iskandarsyah ketika ditemui di Jakarta, Minggu (12/04/2020)

Iskandarsyah mengatakan, melihat situasi yang tak menentu ini saya khawatir rakyat marah. Karena rakyat bukan lagi berbicara virus, tapi sudah ke arah perut rakyat kita yang sudah lapar semua.

“Saya berharap mahasiswa bisa menjadi pelopor utama mengkritisi pemerintah yang mulai tak menentu sekarang ini.” Kata Iskandarsyah yang merupakan salah satu mantan mahasiswa dan juga aktivis 98.

Iskandarsyah berpesan kepada para mahasiswa, rakyat sudah susah, rakyat sudah lapar, rakyat banyak yg menjadi korban wabah virus impor itu dan rakyat sering mendapat perlakuan diskriminatif dari para oknum-oknum tak bertanggung jawab, sudah saatnya mahasiswa jeli melihat ini semua.

“Kalian jangan tidur saja, lihat rakyatmu sudah susah dimana-mana, negara pun sudah tak punya anggaran, hutang negara bertumpuk-tumpuk yang nanti nya jadi beban rakyatnya.Tinggalkan main games mu, tinggalkan main tik tok mu, jangan bermimpi jadi youtuber, tapi bermimpi lah kalian menjadi penyelamat rakyat mu sendiri.” kata Iskandarsyah

Menurut Iskandarsyah, keprihatinan bangsa ini sudah masuk ke semua sektor, ekonomi, politik, budaya dan lain-lain, semua runtuh dan terancam krisis panjang.

“Kalau mahasiswa nya diam seribu bahasa, tidak bisa menegur pemimpin-pemimpin negeri ini, lebih baik saya sarankan berhenti jadi mahasiswa” tutup Iskandarsyah.

(BS)